sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

BNPB Curiga Kapasitas Sistem Drainase di Jakarta Sudah Alami Degradasi

News editor Binti Mufarida
30/01/2023 17:33 WIB
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyoroti kapasitas sistem drainase di wilayah DKI Jakarta.
BNPB Curiga Kapasitas Sistem Drainase di Jakarta Sudah Alami Degradasi
BNPB Curiga Kapasitas Sistem Drainase di Jakarta Sudah Alami Degradasi

IDXChannel - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyoroti kapasitas sistem drainase di wilayah DKI Jakarta. Hal ini mengingat kejadian bencana hidrometeorologi basah seperti banjir tidak akan lepas dari faktor kemampuan kapasitas sistem drainase.

Ditambah lagi, saat ini sebagian besar wilayah Indonesia memasuki puncak musim hujan hingga awal Maret 2023 mendatang. Namun, kapasitas sistem drainase itu akan mengalami degradasi seiring dengan jumlah populasi di suatu wilayah.

“Yang namanya bencana hidrometeorologi basah pasti tidak lepas dari faktor populasi di mana populasi cukup tinggi pasti di situ bencana hidrometeorologi basah cukup dominan, karena keterbatasan kemampuan dari saluran drainase primer, sekunder, tersier kita itu biasanya dengan populasi itu mengalami degradasi,” kata Plt. Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari saat Konferensi Pers secara virtual, Jakarta, Senin (30/1/2023).

Apalagi, kata Aam sapaan akrab Abdul Muhari, kemampuan drainase di Jakarta yang dibuat pada periode 1960-an saat itu dengan populasi yang tidak lebih dari 10 juta. “Artinya kalau bicara kemampuan atau kapabilitas drainase, Jakarta misalkan mungkin pada saat drainase Jakarta dibuat pada periode 1960-an lalu pada saat itu mungkin populasi kita tidak lebih dari 10 juta,” jelasnya.

“Namun sekarang sangat jauh, artinya kemampuan drainase ini dibanding populasi itu mungkin perbandingan sudah tidak mencukupi untuk menampung beban populasi ini,” sambung Aam.

Oleh karena itu, Aam menyampaikan, tekanan populasi ini juga akan menyebabkan kapasitas sistem drainase yang tidak lagi menampung aliran air pada saat puncak musim hujan. Hal inilah yang menyebabkan terjadi banjir di wilayah Jakarta.

“Ini yang kemudian menyebabkan tekanan populasi ini memberikan dampak seperti ada pendangkalan akibat sedimentasi surface runoff, sampah utamanya yang kemudian ini bencana rutin di setiap kota-kota besar yang mungkin sepanjang daerah aliran sungainya tidak bisa kita clear-kan, tidak bisa freezer, tidak bisa kita bersihkan atau tidak bisa kita proteksi langsung dari intervensi manusia,” kata Aam.

“Khususnya dalam hal ini mungkin pemukiman-pemukiman di sepanjang bantaran sungai, apapun alasannya, apapun kondisi psiko sosial, ekonomi, budayanya ini harus kita rapikan,” tandasnya. 

(YNA)

Halaman : 1 2
Advertisement
Advertisement