Dia tidak ingin kejadian banjir lahar hujan seperti di Sumatera Barat yang telah menelan korban sebanyak 62 jiwa dan 10 lainnya dinyatakan hilang tidak terjadi di Halmahera Barat.
Oleh karena itu, Suharyanto menyampaikan dengan tegas bahwa perlu dilakukan upaya-upaya mitigasi dan kesiapsiagaan yang diawali dengan studi lapangan dan kajian yang komprehensif.
Salah satunya adalah dengan memetakan besaran material lahar, jalur hulu-hilir sungai, permukiman warga di lereng gunung hingga kondisi kawah puncak utama.
“Banjir lahar hujan Gunungapi Marapi menyebabkan 62 orang meninggal dan 10 hilang. Sudah hampir 15 hari sampai sekarang belum ditemukan,” kata Suharyanto
"Kalau memang betul ada penumpukan material sisa erupsi ini bisa segera diturunkan karena itu berbahaya. Jika terjadi hujan yang luar biasa maka bisa terjadi banjir bandang,” tambahnya.