sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Boeing Terancam Aksi Mogok Besar-besaran

News editor Wahyu Dwi Anggoro
12/09/2024 12:39 WIB
Produsen pesawat Boeing menghadapi ancaman aksi mogok besar-besaran oleh lebih dari 33 ribu pekerja di Seattle dan wilayah Amerika Serikat (AS) lainnya.
Boeing Terancam Aksi Mogok Besar-besaran. (Foto: MNC Media)
Boeing Terancam Aksi Mogok Besar-besaran. (Foto: MNC Media)

IDXChannel - Produsen pesawat Boeing menghadapi ancaman aksi mogok besar-besaran oleh lebih dari 33 ribu pekerja di Seattle dan wilayah Amerika Serikat (AS) lainnya.

Dilansir dari AP pada Kamis (12/9/2024), anggota Asosiasi Pekerja Mesin dan Dirgantara Internasional dijadwalkan melakukan pemungutan suara hari ini untuk memutuskan apakah akan menerima tawaran kenaikan gaji sebesar 25 persen. Jika tawaran tersebut ditolak, para pekerja bakal memulai aksi mogok pada Jumat.

"Tidak ada yang menang jika aksi mogok dilakukan," kata CEO Boeing Kelly Ortberg.

Aksi mogok besar-besaran akan semakin memperburuk reputasi Boeing. Produsen pesawat asal AS tersebut dilanda serentetan skandal dalam beberapa tahun ke belakang.

"Bukan rahasia lagi bahwa bisnis kita sedang dalam masa sulit, sebagian karena kesalahan kita sendiri di masa lalu," kata Ortberg. 

“Dengan bekerja sama, saya tahu kita bisa kembali ke jalur yang benar, tetapi pemogokan akan membahayakan pemulihan bersama, semakin mengikis kepercayaan pelanggan, dan merusak kemampuan kita untuk menentukan masa depan bersama," katanya.

Sejumlah pihak memperkirakan bahwa para pekerja akan memilih untuk mogok. Banyak dari mereka mengunggah keluhan tentang kesepakatan tersebut di media sosial.

Pemungutan suara akan dilakukan di negara bagian Washington, Portland, Oregon, dan beberapa lokasi lain. Hasilnya akan dirilis pada Kamis malam waktu setempat.

Pemogokan akan berdampak terhadap produksi sejumlah model pesawat, termasuk 737 Max yang merupakan pesawat terlaris perusahaan tersebut.

Analis kedirgantaraan TD Cowen Cai von Rumohr mengatakan pemogokan ini dapat berlangsung hingga pertengahan November dan merugikan Boeing sebanyak USD3,5 miliar.

Sebelumnya, serikat pekerja menuntut kenaikan gaji sebesar 40 persen. Para pegawai juga menuntut dikembalikannya kebijakan pensiun sebelumnya. (Wahyu Dwi Anggoro)

Halaman : 1 2 3
Advertisement
Advertisement