Sebelumnya, BPOM melaporkan bahwa terkait laporan kejadian TTS ini, industri farmasi pemegang Emergency Use Authorization (EUA) diwajibkan untuk melaksanakan Post Authorization Safety Study (PASS). Laporannya pun telah diterima BPOM.
Apa hasilnya?
- Manfaat pemberian vaksin Covid-19 AstraZeneca lebih besar daripada risiko efek samping yang ditimbulkan.
- Hingga April 2024, tak terdapat laporan kejadian terkait keamanan termasuk kejadian TTS di Indonesian yang berkaitan dengan vaksin Covid-19 AstraZeneca.
- Hasil kajian Badan Kesehatan Dunia (WHO) menunjukkan bahwa kejadian TTS terkait vaksin Covid-19 AstraZeneca dikategorikan sebagai sangat jarang atau very rare (kurang dari satu kasus dalam 10.000 kejadian).
- Kejadian TTS yang sangat jarang itu terjadi pada periode empat sampai dengan 42 hari setelah pemberian dosis vaksin Covid-19 AstraZeneca. Apabila kejadian TTS terjadi di luar periode itu, maka tidak dapat dikaitkan dengan penggunaan vaksin Covid-19 AstraZeneca.
- Pemantauan terhadap keamanan vaksin Covid-19 AstraZeneca masih terus dilaksanakan dalam bentuk surveilans rutin selama penggunaan vaksin ini dalam program imunisasi.
Diketahui bahwa Pemantauan keamanan vaksin di Indonesia juga dilakukan oleh Kementerian Kesehatan bersama dengan Komite Nasional Pengkajian dan Penanggulangan Kejadian Ikutan Paska Imunisasi (KOMNAS PP KIPI).
Pemantauan ini termasuk pelaksanaan surveilans aktif terhadap Kejadian Ikutan dengan Perhatian Khusus (KIPK) pada program vaksinasi COVID-19 selama periode Maret 2021 hingga Juli 2022 pada 14 rumah sakit sentinel (lokasi pelaksanaan surveilan aktif) di tujuh provinsi di Indonesia.
(SLF)