“Beijing idealnya ingin memisahkan Eropa dari AS,” kata Pengamat Hubungan AS-ASia Harvard Kennedy School Rana Mitter.
“Namun, meskipun UE mungkin waspada terhadap Amerika, UE tidak akan meninggalkan pasar Amerika atau orientasi tradisionalnya demi China, yang oleh banyak orang dianggap sebagai mitra dagang yang sangat tidak dapat diandalkan," katanya.
AS baru-baru ini mengumumkan tarif 145 persen untuk impor China, angka totalnya bisa mencapai hingga 245 persen untuk sejumlah barang. Sebagai balasannya, Beijing mengenakan tarif 125 persen terhadap produk AS.
Washington juga mengancam mengenakan serangkaian tarif ke impor UE, namun angkanya lebih rendah dibandingkan China. (Wahyu Dwi Anggoro)