IDXChannel - Menteri Luar Negeri (Menlu) Indonesia Sugiono mengungkapkan alasan di balik keinginan Indonesia untuk bergabung dengan kelompok negara berkembang BRICS.
Menurutnya, Indonesia ingin menjadi jembatan antara negara berkembang dan maju. Ini sejalan dengan keinginan Presiden Prabowo Subianto untuk menjalin hubungan baik dengan semua negara.
"Kita berpartisipasi aktif di semua forum," kata Sugiono dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) BRICS di Kazan, Rusia pada Kamis (24/10/2024).
Sugiono menjadi utusan Prabowo pada KTT BRICS pekan ini. Dalam waktu dekat, Indonesia juga akan menghadiri KTT G20 di Brasil dan pertemuan tingkat menteri G7 di Italia.
"Bulan depan Bapak Presiden akan ikuti KTT G20 di Rio de Janeiro, Brasil, sementara saya juga diundang menghadiri pertemuan Tingkat Menlu kelompok negara maju G7 expanded session di Fiuggi, Italia, " kata Sugiono.
BRICS saat ini beranggotakan sembilan negara berkembang. Presiden Rusia Vladimir Putin baru-baru ini mengatakan bahwa puluhan negara berminat menjadi anggota baru kelompok tersebut.
Tahun lalu, Indonesia juga mendaftar untuk menjadi angggota Organisasi Kerja Sama Ekonomi dan Pembangunan (OECD) yang didominasi negara maju seperti Amerika Serikat (AS) dan Uni Eropa (UE).
"Bergabungnya Indonesia ke BRICS merupakan pengejawantahan politik luar negeri bebas aktif. Bukan berarti kita ikut kubu tertentu, melainkan kita berpartisipasi aktif di semua forum," kata Sugiono.
“Kita juga melihat prioritas BRICS selaras dengan program kerja Kabinet Merah Putih, antara lain terkait ketahanan pangan dan energi, pemberantasan kemiskinan ataupun pemajuan sumber daya manusia,“ katanya. (Wahyu Dwi Anggoro)