IDXChannel - China mendanai proyek tambang terbesar di dunia yang terletak di Guinea.
Dilansir dari Money Control pada Senin (17/11/2025), proyek tambang bijih besi Simandou menghabiskan biaya USD23 miliar atau sekitar Rp385 triliun.
Sempat mangkrak selama bertahun-tahun akibat skandal korupsi dan gejolak politik, proyek tersebut akhirnya resmi beroperasi bulan ini.
Proyek ini dapat menjadikan Guinea sebagai produsen bijih besi terbesar ketiga di dunia, dan meningkatkan produk domestik bruto (PDB) negara Afrika Barat tersebut hingga empat kali lipat pada 2040.
Sebagai produsen baja terbesar di dunia, China mengonsumsi hampir tiga per empat dari seluruh bijih besi yang diperdagangkan secara global.
Dengan beroperasinya Simandou, China kini dapat memengaruhi harga dan mengurangi ketergantungan pada Australia dan Brasil yang telah mendominasi pasar selama beberapa dekade.
Jika beroperasi dengan kapasitas penuh, Simandou dapat memasok sekitar tujuh persen bijih besi global. Para analis memperkirakan produksi di tambang tersebut bisa menurunkan harga dari sekitar USD100 per ton menjadi USD70 per ton dalam beberapa tahun mendatang.
Bijih besi dari Simandou memiliki kualitas yang sangat tinggi, sehingga proses pengolahannya menghasilkan lebih sedikit emisi gas rumah kaca. Hal ini membuatnya cocok untuk produksi baja ramah lingkungan atau baja hijau. (Wahyu Dwi Anggoro)