sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Dihantam Topan Gabrielle, Ekonomi Selandia Baru Rugi Rp121,3 Triliun

News editor Wahyu Dwi Anggoro
20/02/2023 12:58 WIB
Pemerintah Selandia Baru memperingatkan bahwa kerugian ekonomi akibat Topan Gabrielle bisa mencapai USD8 miliar atau Rp121,3 triliun.
Dihantam Topan Gabrielle, Ekonomi Selandia Baru Rugi Rp121,3 Triliun. (Foto: MNC Media)
Dihantam Topan Gabrielle, Ekonomi Selandia Baru Rugi Rp121,3 Triliun. (Foto: MNC Media)

IDXChannel – Pemerintah Selandia Baru memperingatkan bahwa kerugian ekonomi akibat Topan Gabrielle bisa mencapai USD8 miliar atau Rp121,3 triliun. Bencana alam tersebut telah menewaskan 11 orang.

Topan Gabrielle menghantam wilayah Pulau Utara pada 12 Februari. Topan tersebut kemudian menyusuri pantai timur dan menyebabkan kerusakan yang luas. 

Perdana Menteri Chris Hipkins menyebut Gabrielle sebagai bencana alam terbesar yang dialami Selandia Baru pada abad ini.

"Investasi yang diperlukan untuk menghubungkan kembali komunitas kita dan infrastruktur negara kita akan signifikan dan akan membutuhkan keputusan yang sulit," kata Hipkins, seperti dilansir Reuters pada Senin (20/2/2023).

Hipkins hari ini mengumumkan paket bantuat darurat senilai USD187 juta atau Rp2,8 triliun.  Hipkins juga memperpanjang keadaan darurat nasional yang diumumkan minggu lalu.

Sebelumnya,  Menteri Keuangan Grant Robertson mengatakan dana yang harus dikeluarkan pemerintah bisa setara anggaran rekonstuksi pasca Gempa Christchurch pada 2011. Saat itu, Pemerintah Selandia Baru menggelontorkan dana sebesar USD8,4 miliar atau Rp127,4 triliun.

Pihak bewenang telah mengonfirmasi 11 kematian terkait topan, sebagian besar terjadi di Hawke's Bay di Pulau Utara. Sekitar 2.200 orang masih belum ditemukan.

Komisaris polisi Selandia Baru Andrew Coster mengatakan bahwa jumlah kematian kemungkinan akan meningkat. Sementara itu, sulitanya komunikasi menghambat upaya untuk melakukan kontak dengan orang-orang yang terkena dampak.

Selandia Baru telah mengerahkan 60 satelit Starlink, yang dibangun oleh SpaceX milik Elon Musk, dengan 30 lainnya sedang dalam perjalanan, untuk menutup celah di jaringan telekomunikasi karena sekitar 15.000 orang di Pulau Utara tetap tanpa listrik.

(WHY)

Halaman : 1 2
Advertisement
Advertisement