sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Donald Trump: Jika Saya Presiden, Tidak akan Ada yang Tewas di Ukraina

News editor Dian Kusumo
06/03/2023 06:55 WIB
Mantan Presiden AS Donald Trump menilai pemerintahan Joe Biden telah memperburuk krisis Ukraina.
Donald Trump: Jika Saya Presiden, Tidak akan Ada yang Tewas di Ukraina. (Foto: MNC Media)
Donald Trump: Jika Saya Presiden, Tidak akan Ada yang Tewas di Ukraina. (Foto: MNC Media)

IDXChannel - Mantan Presiden AS Donald Trump menilai pemerintahan Joe Biden telah memperburuk krisis Ukraina. Karena itu, dia menyatakan, mengakhiri berbagai konflik, termasuk yang terjadi di Ukraina, akan menjadi prioritas utama jika dia terpilih sebagai presiden pada pemilu mendatang.

"Saya adalah satu-satunya presiden (AS) dalam beberapa dekade yang tidak berperang,” klaim Trump pada Konferensi Aksi Politik Konservatif (CPAC) di Gaylord National Resort, Maryland AS, Sabtu 4/3/2023).

Dia menegaskan kembali bahwa konflik Ukraina tidak akan terjadi jika masih menjadi presiden AS sekarang ini. Trump pun sesumbar, jika terpilih sebagai presiden lagi pada 2024, dia mampu menyelesaikan konflik tersebut dalam waktu sangat singkat. 

"Saya akan menyelesaikan masalah dan saya akan menyelesaikannya dengan cepat dan saya tidak akan membutuhkan waktu lebih dari satu hari,” ucapnya.

“Ukraina akan berkembang pesat, tidak akan ada orang mati, tidak ada kota yang hancur yang tidak akan pernah dapat dibangun kembali,” kata Trump lagi.

Menurut dia, Amerika Serikat kini sedang melalui “masa paling berbahaya”. Trump pun mengenang, dia pernah memperingatkan Presiden Rusia Vladimir Putin tentang konsekuensi yang didapat Moskow dengan meluncurkan agresi militer di Ukraina.

"Saya bergaul dengan Vladimir Putin dengan sangat baik, saya berkata Vladimir, jangan lakukan itu, Anda tahu Anda dan saya adalah teman. Karena Anda tahu, Moskow akan sangat terpukul,” kata Trump.

Politikus Partai Republik itu mengungkapan, dia selalu diperingatkan agar tidak membiarkan Moskow dan Beijing mengembangkan hubungan yang lebih dekat. Akan tetapi, justru itulah yang terjadi di bawah pemerintahan AS saat ini.

"Jangan pernah izinkan Rusia dan China berkumpul, apalagi ‘menikah’, jangan pernah membiarkan itu terjadi. Dan sekarang kita (AS) malah tidak sekadar mengizinkannya, kita telah menjadikan mereka sahabat karib, kita memaksa mereka untuk bersama,” kata Trump.

Pada Januari lalu, Trump mengatakan dunia telah menjadi “lebih berbahaya” di bawah pemerintahan Presiden Joe Biden. 

Dia mengklaim, selama masa pemerintahannya dulu, ancaman penggunaan senjata nuklir tidak pernah digunakan untuk melawan AS. Akan tetapi, musuh-musuh asing dapat menggunakan retorika semacam itu sekarang karena mereka tak lagi menghormati kepemimpinan Amerika Serikat saat ini.


(DKH)

Halaman : 1 2 3
Advertisement
Advertisement