Sementara itu, dalam mencapai target Net Zero Emission pada tahun 2060, pemerintah pun terus mengembangkan pembangkit Energi Baru Terbarukan (EBT) seperti energi surya, panas bumi, air, angin, dan bioenergi.
"Kami mendorong pengembangan industri pendukung EBT seperti sel surya, baterai, panel kontrol, generator, turbin air, dan turbin angin. Kami juga berharap perusahaan seperti Schneider Electric dapat berperan aktif dalam pengembangan komponen energi terbarukan ini,” ucap Setia.
Kemenperin memberikan apresiasi tinggi kepada PT Schneider Electric Indonesia atas keberhasilan pembangunan pabrik ketiga di Cikarang. Pabrik baru ini dinilai sebagai langkah strategis dalam memperkuat sektor industri manufaktur khususnya industri peralatan listrik di Indonesia, serta memanfaatkan potensi sumber daya nasional yang berkelanjutan.
“Pembangunan ini bukan hanya sekadar dimulainya sebuah lini produksi, tetapi juga menjadi simbol tekad bersama untuk menjadikan Indonesia pemain utama dalam industri manufaktur global. Inilah momentum untuk bangkit, berinovasi, dan menunjukkan bahwa anak bangsa mampu bersaing di ranah teknologi tinggi,” ujar Setia.
Kemenperin optimistis, melalui peresmian pabrik ini, diharapkan akan muncul lebih banyak investasi berkualitas dan sinergi lintas sektor demi mendorong kemandirian industri, menciptakan ekonomi hijau, dan mewujudkan masa depan Indonesia yang berdaya saing global dan berkelanjutan.