Wahyu Dwi Anggoro
IDXChannel - Victor Li bertekad untuk segera menikah. Namun seperti banyak anak muda China lainnya, dia saat ini bergulat dengan prospek ekonomi yang tidak menentu.
“Sangat mahal bagi kami untuk menikah, terutama di kota besar seperti Shanghai,” kata penduduk Shanghai berusia 32 tahun itu, dilansir dari Reuters pada Minggu (21/1/2024).
“Dari segi finansial, banyak anak muda mengalami tekanan, termasuk saya," lanjut pria itu.
Ketika perekonomian terbesar kedua di dunia ini melambat, semakin banyak orang yang memilih untuk tetap melajang atau menunda pernikahan. Prospek karier memburuk di tengah tingginya angka pengangguran usia muda dan rendahnya konsumsi nasional.
Pada 2022, pencatatan pernikahan di China mencetak rekor penurunan.
Keengganan untuk membangun keluarga di kalangan anak muda mengkhawatirkan para pembuat kebijakan. China saat ini bergulat dengan penurunan angka kelahiran dan penuaan populasi.
