sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Erdogan Terpilih Lagi Jadi Presiden Turki, Perpanjang Kekuasaan Tiga Periode

News editor Febrina Ratna
29/05/2023 06:37 WIB
Presiden Tayyip Erdogan memperpanjang kekuasaannya di Turki setelah berhasil memenangkan pemilu pada Minggu (28/5/2023).
Erdogan Terpilih Lagi Jadi Presiden Turki, Perpanjang Kekuasaan Tiga Periode. (Foto: MNC Media)
Erdogan Terpilih Lagi Jadi Presiden Turki, Perpanjang Kekuasaan Tiga Periode. (Foto: MNC Media)

IDXChannel - Presiden Tayyip Erdogan memperpanjang kekuasaannya di Turki setelah berhasil memenangkan pemilu pada Minggu (28/5/2023). Dengan kemenangan tersebut, Erdogan menjadi  pemimpin terlama, yaitu tiga periode, sejak Mustafa Kemal Ataturk mendirikan Turki modern seabad yang lalu.

Penantangnya, Kemal Kilicdaroglu, menyebutnya sebagai "pemilihan yang paling tidak adil dalam beberapa tahun" tetapi tidak membantah hasilnya. Hasil resmi menunjukkan Kilicdaroglu memenangkan 47,9% suara, sedangkan Erdogan 52,1%.

Pemilihan tersebut telah dilihat sebagai salah satu yang paling penting bagi Turki, dengan oposisi percaya mereka memiliki peluang kuat untuk menggulingkan Erdogan dan membalikkan kebijakannya setelah popularitasnya turun karena krisis biaya hidup.

Namun, kemenangan Erdogan memperkuat citranya yang tak terkalahkan. Setelah ia mengubah kebijakan domestik, ekonomi, keamanan, dan luar negeri di negara anggota NATO berpenduduk 85 juta orang itu.

Pidato Kemenangan Erdogan

Berbicara kepada para pendukung yang gembira sebelumnya dari atas bus di Istanbul, Erdogan mengatakan "satu-satunya pemenang hari ini adalah Turki". "Saya berterima kasih kepada setiap orang kami yang sekali lagi memberi kami tanggung jawab untuk memerintah negara lima tahun lagi," katanya seperti dilansir dari Reuters, Senin (29/5/2023).

Erdogan juga berjanji meninggalkan semua perselisihan dan bersatu di belakang nilai-nilai dan impian nasional. Meski begitu, dia masih menyerang oposisi dan menuduh Kilicdaroglu berpihak pada teroris tanpa memberikan bukti.

Dia mengatakan pembebasan mantan pemimpin partai pro-Kurdi Selahattin Demirtas, yang dia cap sebagai "teroris," tidak akan mungkin dilakukan di bawah pemerintahannya.

Halaman : 1 2
Advertisement
Advertisement