IDXChannel - Dalam rangka mengembangkan jaringan internet berbasis satelit, PT Nusantara Start Connect (NSC) bekerja sama dengan rekan bisnis lokal strategis yang akan menjadi ujung tombak NSC di Sumatera Utara yakni PT Indo Digital Network, PT Infokom serta PT Bantu Desa Digital.
"Kami berkomitmen tinggi untuk turut serta mensukseskan program pemerintah dalam mengentaskan kesenjangan digital bagi masyarakat yang berada di daerah-daerah pedalaman dan pulau-pulau terpencil dan terluar dari wilayah Indonesia," kata Direktur Utama NSC Sugeng Jadmoko di sela-sela Acara Workshop Business 'Medan Smart City, Connecting the Digital Ecosystem' yang berlangsung di Hotel Radisson, Jalan Adam Malik, Kota Medan, Kamis (25/04/2024).
Langkah ini, lanjut Sugeng, sejalan dengan visi dan misi NSC yang fokus dalam menyediakan layanan internet berbasis koneksi satelit dengan didukung teknologi yang canggih, yang juga menyediakan solusi layanan teknologi informasi dan komunikasi yang terintegrasi seperti Smart Power System, Cybersecurity Solution yang berbasis Managed Services akan terwujudnya Internet Cepat Sampai Pelosok Negeri.
"Dengan komitmen kuat untuk memberikan layanan berkualitas dan solusi yang tepat dalam rangka mengatasi kesenjangan digital di Indonesia," tukasnya.
Director of Commercial NSC, Thomas Andreas Kadi, menyebut Pulau Sumatera merupakan daerah yang memiliki kondisi geografis yang sangat dinamis. Dimana sebagian besar wilayah Sumatera Utara terdiri dari Pegunungan, kepulauan dan medan yang ekstrim. Oleh karena itu wajar jika saat ini masih banyak masyarakat di daerah-daerah yang juga belum tersentuh oleh layanan internet.
Untuk masyarakat yang berada di wilayah perkotaan dan juga di daerah yang kondisi geografisnya tidak terlalu ekstrem, layanan internet tentunya sangat mudah untuk diperoleh. Karena penyelenggara jasa layanan internet atau Internet Service Provider (ISP) dapat dengan mudah mengembangkan jaringan infrastruktur internet dengan menggunakan media kabel fiber optik serta membangun tower BTS (Base Transceiver Station) untuk jaringan layanan akses 4G dan 5G tanpa harus menghadapi situasi geografis yang ekstrim, seperti pegunungan, jurang, kawasan perairan baik laut, danau dan sungai serta halangan geografis pada umumnya.
Dia menyebut, kesenjangan digital masih terjadi wilayah Indonesia, termasuk di Provinsi Sumatera Utara. Khususnya di wilayah/daerah kategori Tertinggal, Terdepan dan Terluar (3T) yang minim penetrasi internet akibat ketiadaan infrastuktur jaringan.
Beragam cara pun dilakukan untuk mengatasi kesenjangan itu. Salah satunya lewat pemanfaatan jaringan satelit seperti yang dilakukan PT Nusantara Start Connect (NSC) dengan Satelit VSAT Starlink.
Dia mengungkapkan, berdasarkan data dari Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) hingga bulan Januari tahun 2024, penetrasi internet di Indonesia mencapai 79,9 persen. Artinya, dari total populasi penduduk secara nasional 79,9 persen di antaranya sudah terkoneksi internet.
Rasio penduduk yang terkoneksi internet saat ini sudah berada di posisi yang cukup baik. Namun demikian di sisi lain penetrasi tersebut masih belum maksimal.
"Masih banyak lagi warga masyarakat Indonesia yang belum tersentuh layanan internet khususnya untuk warga masyarakat yang berada di daerah 3T," katanya.
Workshop yang dirangkaikan dengan acara demo Instalasi dan penggunaan internet Satelit VSAT Starlink itu dihadiri dari perwakilan Kominfo Pemprov Sumatera Utara Budi M Amin, Perwakilan Kominfo Pemko Binjai Risnandar. Sementara dari NSC hadir, Director of Commercial, Thomas Andreas Kadi; IT Manage Services and Security Solution Head, Eddy Wahyudi; IOT and Smart Energy Solution Head, Taufik Ambaryanto; serta Sales Manager Maulana Setiawan.
Namun sebaliknya, situasinya sangat berbeda untuk masyarakat yang berada di kawasan/wilayah 3T yang mana kondisi geografisnya banyak terkendala medan yang ekstrim.
“Nah, bagi masyarakat yang berada di wilayah tersebut, satu-satunya solusi untuk mendapatkan layanan internet adalah dengan menggunakan akses internet satelit. Melalui terminal VSAT (Very Small Aparture Technology) yang di pasang di lokasi yang tidak terjangkau layanan internet kabel maupun jaringan selular 4G dan 5G,” terang Thomas.
Untuk itulah NSC hadir dengan menyediakan layanan internet berbasis teknologi satelit tercanggih saat ini dengan internet Starlink. Yakni akses internet tercepat di dunia saat ini karena terhubung dengan lebih dari 6 ribu satelit yang berada di orbit rendah bumi (LEO/Low Earth Orbit) dengan total kapasitas kemampuan layanan per satelitnya bisa mencapai 150 Gbps.
Di samping kapasitas layanan internet yang sangat besar, perangkat terminal VSAT yang digunakan juga sangat praktis, relatif kecil dan ringkas.
“Beda halnya teknologi VSAT konvensional yang menggunakan parabola berdiameter 1 - 1,8 meter, berat dan sulit untuk di instalasi, karena dibutuhkan keahlian khusus untuk mengerjakannya,” jelas Thomas.
Sementara untuk instalasi perangkat VSAT Starlink, hanya dibutuhkan waktu sekitar 15 menit saja.
“Bahkan ibu-ibu rumah tangga kita pikir juga bisa mengerjakannya, tanpa dibutuhkan keahlian khusus, karena begitu sedekahnya proses instalasi perangkat terminal VSAT Starlink,” terang Thomas.
Sales Manager NSC, Maulana Setiawan, mengatakan secara fisik, perangkat terminal VSAT Starlink ini sangatlah ringkas. Berbentuk persegi panjang dengan diameter 57,5 cm x 51,1 cm. Perangkat ini memiliki berat total hanya sekitar 7 Kg, dan perangkat terminal ini hanya membutuhkan catu daya sebesar rata-rata 110-150 watt saja.
"Meskipun kecil hemat daya namun sangat powerful karena memiliki kemampuan akses internet yang relatif tinggi yakni per terminal mampu mengakses konektifitas pengunduhan data (Download) hingga maksimal 500 Mbps dan pengiriman data (Upload) hingga 20 Mbps," paparnya.
Perangkat VSAT Starlink bisa digunakan hanya dengan menggunakan catu daya battre dan bisa mobile atau dibawa bepergian traveling baik di darat maupun lautan.
"Kami sudah pernah membawa perangkat ini ke lokasi Gunung Prau Pulau Jawa melakukan demo real video call, zoom meeting setelah VSAT Starlink active menggunakan menggunakan catu daya battre, dan kondisi riil nya ternyata bisa digunakan hingga lebih dari 3 jam,” tegas Maulana.
(SAN)