sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Gempa M5,0 Guncang Pangandaran, BMKG: Akibat Aktivitas Deformasi Batuan Dalam Lempeng

News editor Muhammad Refi Sandi
10/06/2025 07:33 WIB
BMKG menyebut gempa yang mengguncang wilayah pantai Tenggara Kabupaten Pangandaran pada Senin (9/6/2025) pukul 23.55 WIB akibat aktivitas deformasi batuan.
Gempa M5,0 Guncang Pangandaran, BMKG: Akibat Aktivitas Deformasi Batuan Dalam Lempeng. (Foto: Dok. BMKG)
Gempa M5,0 Guncang Pangandaran, BMKG: Akibat Aktivitas Deformasi Batuan Dalam Lempeng. (Foto: Dok. BMKG)

IDXChannel - Direktur Gempabumi dan Tsunami BMKG, Daryono menjelaskan, hasil analisis gempa bumi 5,0 magnitudo (M) yang mengguncang wilayah pantai Tenggara Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat pada Senin (9/6/2025) pukul 23.55 WIB akibat aktivitas deformasi batuan lempeng.

"Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi menengah akibat adanya aktivitas deformasi batuan dalam lempeng. Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa bumi memiliki mekanisme pergerakan geser naik (oblique thrust)," ucap Daryono dalam keterangannya, Selasa (10/6/2025).

Analisis BMKG menunjukkan gempa bumi ini berlokasi di laut pada jarak 49 Km arah Tenggara Pangandaran, Jawa Barat pada kedalaman 70 km. Berdasarkan peta guncangan (shakemap), gempa bumi ini menimbulkan guncangan di daerah Pangandaran, Pangandaran dengan skala intensitas III MMI, daerah di Cilacap, Garut, Banyumas, Kebumen dan Tasikmalaya dengan skala intensitas II-III MMI. 

"Hingga saat ini belum ada laporan dampak kerusakan yang ditimbulkan akibat gempa bumi tersebut. Hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempa bumi ini tidak berpotensi tsunami," kata dia.

Lebih lanjut, Daryono mengimbau masyarakat agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. BMKG juga mengimbau masyarakat agar menghindari dari bangunan yang retak atau rusak diakibatkan oleh gempa.

“Periksa dan pastikan bangunan tempat tinggal anda cukup tahan gempa, ataupun  tidak ada kerusakan akibat getaran gempa yang membahayakan kestabilan bangunan sebelum anda kembali ke dalam rumah,” ujarnya.

(Febrina Ratna Iskana)

Halaman : 1 2
Advertisement
Advertisement