IDXChannel - China masih berkutat dengan kenaikan kasus Covid-19. Meskipun menerapkan kebijakan yang cukup ketat.
Salah satu faktor meningkatnya penyebaran virus corona di China karena jumlah orang yang mengikuti vaksinasi masih cukup rendah. Padahal, negara itu memproduksi vaksin Covid-19 sendiri.
Lalu, apa yang menyebabkan tingkat vaksinasi Covid-19 di China rendah? Simak ulasan berikut ini:
Kesulitan Vaksinasi Bagi Lansia
Berbeda dengan Indonesia yang berupaya menjangkau sebanyak-banyaknya lansia untuk divaksinasi Covid-19, China justru kesulitan untuk mendorong para orang tua untuk disuntik.
Namun, protes besar-besaran yang baru-bari ini terjadi memaksa Pemerintah China semakin getol meningkatkan kampanye vaksinasi untuk para lansia.
Dikutip dari BBC pada Senin (05/12/2022), rendahnya angka vaksinasi pada lansia menjadi hambatan utama bagi China untuk melonggarkan kebijakan zero-Covid.
Berapa banyak orang tua yang divaksinasi?
China telah mengakui rendahnya vaksinasi pada lansia memungkinkan resiko kematian dan sakit yang lebih parah dibandingkan dengan kelompok yang berusia muda.
Tingkat vaksinasi lansia di China jauh lebih rendah jika dibandingkan dengan Amerika Serikat (AS) dan Inggris. Dalam tiga bulan terakhir 80% lansia di Inggris sudah menerima vaksinasi lengkap dengan booster.
Data bulan April 2022 menunjukkan hanya sekitar 20% lansia dari total populasi China yang menerima dua dosis ditambah vaksin booster. Sementara di bawah 50% dari kelompok 70-79 termasuk dalam kategori ini.
Namun, data terbaru yang dirilis oleh pihak berwenang setelah protes besar-besaran, jumah vaksinasi lengkap hingga booster untuk lansia naik menjadi 40%.
Meski begitu, China telah mengumumkan rencana untuk meningkatkan vaksinasi di kalangan lansia. Dalam pengumuman itu diperkirakan 90% lansia di atas 80 tahun bakal mendapatkan dua dosis pada Januari dan booster jika memungkinkan.