IDXChannel - Lebih dari 300 tamu undangan dari kalangan pemerintah, akademisi, serta pengusaha menghadiri resepsi diplomatik dalam rangka memperingati Kemerdekaan RI dan 30 tahun hubungan diplomatik Indonesia dan Afrika Selatan.
“Catatan sejarah yang ditorehkan kedua negara merupakan pondasi kokoh hubungan persahabatan yang perlu dipertahankan kedepan untuk mencapai kesejahteraan dan perdamaian yang sama-sama diperjuangkan kedua negara yang memiliki keberagamaan suku, budaya, bahasa dan agama," ucap Duta Besar RI untuk Afrika Selatan Saud Purwanto dalam pembukaan resepsi yang digelar KBRI Pretoria di Pretoria pada 26 Oktober.
Duta Besar Saud menyampaikan bahwa hubungan Indonesia dan Afrika Selatan telah dimulai jauh di masa lampau lewat tokoh-tokoh pergerakan kemerdekaan seperti Tuan Guru Tidore, Pangeran Tjakraningrat, dan Syekh Yusuf Al Makassari. Nama terakhir bahkan dianugerahi gelar Pahlawan Nasional oleh pemerintah Afrika Selatan pada 2005.
Batik dan Nelson Mandela, kehadiran Moses Kotane dan Maulvi Chacalia, pejuang kemerdekaan Afrika Selatan, pada Konferensi Asia – Afrika (KAA) di Bandung 1955 turut mewarnai hubungan kedua negara di masa lampau. KAA dikenal sebagai konferensi yang kemudian memicu kemerdekaan banyak negara di Asia dan Afrika.
Dalam sambutannya, beliau juga menyampaikan penghargaan yang tinggi kepada komunitas internasional atas dukungan yang diberikan kepada Indonesia yang terpilih sebagai anggota Dewan Hak Asasi Manusia PBB periode 2024 – 2026 pada 10 Oktober 2023 di New York. Indonesia meraih 186 suara, tertinggi diantara semua negara kandidat.
Turut hadir pula Mcebisi Skawatsha, Wakil Menteri Bidang Pertanian, Reformasi Pertanahan dan Pembangunan Pedesaan Afrika Selatan, sebagai tamu kehormatan menyampaikan pentingnya hubungan bilateral antara Indonesia dan Afrika Selatan.
Presiden kedua negara saling mengunjungi di antaranya pada gelaran BRICS Dialogue dan pertemuan puncak G20, masing-masing di Johannesburg pada 2023 dan Bali pada 2022. (WHY)