Kenaikan transaksi langsung tersebut mengindikasikan peningkatan sebesar 89 persen dibandingkan tahun lalu, sementara transaksi potensial meningkat lebih dari dua kali lipat, dari USD1,1 juta menjadi USD2,28 juta.
Transaksi potensial tersebut dapat terwujud dari implementasi konkret tiga perjanjian kerja sama yang ditandatangani selama Sousdey Indonesia di bidang makanan dan minuman, fesyen, dan layanan pendidikan. Selain itu, terdapat pula diskusi intensif di antara calon mitra di bidang kerajinan tangan dan perhiasan, furnitur, farmasi, serta pengolahan makanan dan sampah.
Pada delapan bulan pertama 2024, total perdagangan kedua negara mencapai USD739 juta, dengan ekspor Indonesia ke Kamboja mencapai USD 669 juta. Jika tren ini terus berlanjut, diperkirakan rekor perdagangan tahun lalu yang mencapai USD1,1 miliar akan terlampaui. (Wahyu Dwi Anggoro)