IDXChannel - Indonesia menyambut baik tercapainya kesepakatan gencatan senjata di Gaza selama empat hari antara Hamas dan Israel. Meski demikian, gencatan senjata yang lebih permanen sangat diperlukan.
"Menyambut baik tercapainya kesepakatan pelepasan sandera dan dimulainya humanitarian truce untuk beberapa hari ke depan. Dan ini merupakan langkah awal yang baik," kata Menteri Luar Negeri Retno Marsudi dalam press briefing pada Rabu (22/10/2023).
"Namun demikian, diperlukan sebuah gencatan senjata yang lebih permanen sehingga bantuan kemanusiaan dapat diberikan tanpa hambatan," lanjutnya.
Pada 22 November, Retno bersama dengan beberapa Menteri Luar Negeri Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) melakukan kunjungan ke Inggris dan Prancis setelah sebelumnya menyambangi China dan Rusia.
Di London, mereka bertemu dengan Menteri Luar Negeri Inggris David Cameron. Retno menyampaikan apa yang terjadi di Gaza sudah melewati batas dan sama sekali tidak dapat diterima dilihat dari perspektif apapun, dan dari nilai maupun standar apapun juga.
"Oleh karena itu, kekejaman harus segera dihentikan. Permanent ceasefire diperlukan, dan stop untuk menyerang humanitarian facilities dan masyarakat sipil," terang Retno.
"Saya juga sampaikan bahwa apa yang terjadi di Gaza bukan hanya terjadi sekarang ini, namun sebuah kelanjutan dari ketidakadilan terhadap Palestina, sebuah kelanjutan dari pendudukan ilegal Israel, dan kelanjutan dari keinginan Israel untuk menghilangkan Palestina. Kata-kata yang sering dipakai Israel bahwa ini adalah sebuah self-defense hanya dijadikan pretext saja. Self-defense doesn't mean a license to kill civilians," jelasnya.
Di Paris, Retno dan anggota delegasi OKI lainnya bertemu dengan Presiden Prancis Emmanuel Macron. Para Menlu menyambut ucapan Presiden Macron bahwa negaranya tidak akan menjalankan sikap standar ganda.