IDX Channel - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) memiliki 11 program dalam menekan angka stunting hingga 14 persen di 2024. Sejauh ini angka stunting di Indonesia masih di angka 24%.
Wakil Menteri Kesehatan RI Prof. dr. Dante Saksono Harbuwono mengatakan, pendekatan spesifik dilakukan untuk melihat faktor risiko, kemungkinan stunting di kemudian hari dan juga melakukan intervensi di sektor kesehatan.
“Kita punya waktu hanya 2 tahun lagi sebelum akhirnya kita mencapai target stunting menjadi 14% di 2024,” ucap Prof. Dante dalam Sehat Negeriku laman Kemenkes, Rabu (7/12/2022).
Kesebelas program intervensi tersebut dilakukan sebelum lahir dan setelah lahir. Intervensi spesifik sebelum lahir, dilakukan pada remaja putri dan ibu hamil dan setelah lahir itu meliputi Balita, baik yang mempunyai gizi buruk maupun tidak mempunyai gizi buruk.
Prof Dante menjelaskan program intervensi sebelum lahir, meliputi remaja putri konsumsi tablet tambah darah, Skrining anemia pada siswa kelas 7 dan 10, Pemeriksaan kehamilan (ANC) sebanyak 6 kali (2 kali dengan dokter termasuk pemeriksaan USG,) Ibu Hamil mengkonsumsi tablet tambah darah selama kehamilannya, dan ibu hamil KEK mendapat tambahan asupan gizi protein hewani.
Sebagaimana diketahui anemia/kekurangan darah, bisa membuka peluang terjadinya stunting dan ini masih menjadi masalah remaja putri di Indonesia.
Kemenkes mendorong tablet tambah darah (TTD) diminum setiap minggu oleh remaja putri, menjadi salah satu pendekatan spesifik harus dilakukan pada sekolah-sekolah.
"Jadi masalah ibu menjadi masalah yang juga penting untuk menurunkan angka stunting,” jelas Prof. Dante.
Sementara itu program setelah lahir dilakukan dengan kegiatan, ASI Eksklusif minimal 6 bulan, pemberian MPASI kaya protein hewani pada usia 6-23 bulan, Balita dipantau pertumbuhan, dan perkembangannya melalui kegiatan Posyandu ataupun penimbangan setiap bulan, tatalaksana balita dengan masalah gizi kurang/gagal tumbuh, peningkatan cakupan dan perluasan imunisasi.
(DES)