Menurutnya, melalui pelatihan dan sertifikasi, para santri akan mendapatkan pengetahuan dasar mengenai konstruksi dan penerapan keselamatan kerja. Langkah ini menjadi bentuk dukungan pemerintah agar semangat kebersamaan yang telah tumbuh di pesantren dapat diiringi dengan kemampuan teknis yang lebih baik.
“Tradisi gotong royong di pondok pesantren adalah sesuatu yang sangat mengagumkan. Para santri dengan sukarela bergotong royong membangun ruang belajar, asrama, dan fasilitas lainnya. Kami di Kementerian PU tidak ingin semangat budaya itu hilang. Justru kami ingin memperkuatnya dengan standar yang benar dan lebih berkualitas,” ujar Menteri PU.
Di Pondok Pesantren Lirboyo, Kementerian PU memberikan kesempatan kepada para santri untuk belajar langsung keterampilan bangunan dan keselamatan kerja. Pelatihan dilaksanakan dalam dua kegiatan. Pertama, Pelatihan dan Sertifikasi Petugas K3 Konstruksi (Jenjang 3) yang berlangsung selama enam hari, yakni pada 21-26 Oktober 2025. Kedua, Pelatihan dan Sertifikasi Tukang Bangunan Gedung (Jenjang 2) yang memakan waktu dua belas hari, dari 21 Oktober-1 November 2025.
Dalam pelatihan, para peserta tidak hanya belajar teori di kelas, tetapi juga wajib praktik langsung di lapangan. Cara ini ditempuh untuk memastikan pembekalan pengetahuan secara teori dan kemampuan teknis mereka berjalan seimbang.
Pelatihan konstruksi di Pondok Pesantren Lirboyo Kediri menjadi awal dari keseluruhan program Pelatihan dan Sertifikasi bagi 2.500 Tenaga Kerja Konstruksi (TKK) dan Santri di 10 provinsi. Langkah ini sekaligus menegaskan komitmen Kementerian PU dalam mendorong peningkatan kualitas SDM konstruksi di berbagai lapisan masyarakat, termasuk di kalangan pondok pesantren.
(Rahmat Fiansyah)