sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Korea Selatan Melaporkan Kematian Pertama Akibat Amuba Pemakan Otak

News editor Dian Kusumo
30/12/2022 11:12 WIB
Korea Selatan melaporkan kasus infeksi pertamanya dari Naegleria fowleri, yang biasa disebut sebagai "amuba pemakan otak", kata otoritas kesehatan. 
Korea Selatan Melaporkan Kematian Pertama Akibat Amuba Pemakan Otak. (Foto: MNC Media)
Korea Selatan Melaporkan Kematian Pertama Akibat Amuba Pemakan Otak. (Foto: MNC Media)

Naegleria fowleri adalah amuba, atau organisme hidup bersel tunggal, yang hidup di tanah dan air tawar hangat, seperti mata air panas, danau, dan sungai, di seluruh dunia. Amuba memasuki tubuh dengan menghirup melalui hidung dan melakukan perjalanan ke otak.

Gejala awal mungkin termasuk sakit kepala, demam, mual atau muntah, dan gejala selanjutnya dapat menyebabkan sakit kepala parah, demam, muntah dan leher kaku, menurut KDCA. Masa inkubasi untuk Naegleria fowleri biasanya dari dua hingga tiga hari dan paling lama hingga 15 hari.

Meskipun penularan Naegleria fowleri dari manusia ke manusia tidak mungkin terjadi, KDCA meminta penduduk untuk menahan diri dari berenang di daerah dan lingkungan di mana penyakit itu merebak. Ia menambahkan bahwa risiko infeksi tidak tinggi, tetapi sebagian besar kasus dimulai melalui berenang.

"Untuk mencegah infeksi Naegleria fowleri, kami merekomendasikan untuk menghindari berenang dan kegiatan yang berhubungan dengan rekreasi dan menggunakan air bersih saat bepergian ke daerah-daerah di mana kasus telah dilaporkan," kata Dr Jee Young-me, yang mengepalai KDCA, melalui siaran pers dilansir melalui The Straits News, Jumat (30/12/2022). 

KDCA mengatakan air bersih mengacu pada semua jenis air yang belum terkontaminasi, tetapi orang tidak dapat terinfeksi Naegleria fowleri dengan meminum air yang terkontaminasi. Ia menambahkan bahwa risiko tertinggi adalah ketika suhu air naik selama musim panas.

Sebanyak 381 kasus Naegleria fowleri telah dilaporkan di seluruh dunia pada 2018, termasuk di India, Thailand, Amerika Serikat, Cina, dan Jepang.

AS sendiri melaporkan 154 infeksi dari tahun 1962 hingga 2021. Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS, hanya empat orang yang selamat, dengan tingkat kematian lebih dari 97 persen. 

(DKH)

Halaman : 1 2 Lihat Semua
Berita Rekomendasi

Berita Terkait
Advertisement
Advertisement