sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Krisis Iklim Mengancam, Pemanfaatan Inovasi Teknologi Dibutuhkan untuk Menjaga Ketahanan Pangan

News editor Tangguh Yudha
19/09/2024 16:47 WIB
Saat ini sektor pertanian, khususnya beras bisa menggunakan alat-alat canggih yang presisi, termasuk juga memanfaatkan kecanggihan dari sensor untuk pengolahan
Krisis Iklim Mengancam, Pemanfaatan Inovasi Teknologi Dibutuhkan untuk Menjaga Ketahanan Pangan (FOTO:MNC Media)
Krisis Iklim Mengancam, Pemanfaatan Inovasi Teknologi Dibutuhkan untuk Menjaga Ketahanan Pangan (FOTO:MNC Media)

IDXChannel - Krisis iklim telah memberikan dampak yang signifikan pada ketahanan pangan dunia. Salah satu komoditas yang terdampak parah adalah beras, dimana produktivitas-nya terus mengalami penurunan.

Hal ini jelas mengkhawatirkan mengingat beras sendiri menjadi sumber makanan bagi lebih dari setengah populasi dunia. Menurut Director of Transformations and Institutional Relations of Bulog, Sonya Mamoriska ini tidak boleh dibiarkan.

Dalam acara Indonesia International Rice Conference yang digelar di Nusa Dua, Bali, Kamis (19/9/2024), Sonya menekankan pentingnya pendekatan yang tangguh dan adaptif terhadap produksi beras.

Ia berpendapat bahwa kemampuan adaptasi yang baik dan pemanfaatan inovasi teknologi adalah landasan untuk membangun ketahanan pangan di tengah situasi yang penuh dengan tantangan seperti sekarang ini.

Sonya mengungkap saat ini sektor pertanian, khususnya beras bisa menggunakan alat-alat canggih yang presisi, termasuk juga memanfaatkan kecanggihan dari sensor untuk pengolahan air, drone, dan juga analisis data.

"Adaptasi adalah tentang menjadi produktif. Kita harus mempersiapkannya dengan pandangan ke depan agar sistem kita menjadi lebih mudah. Inovasi di sisi lain adalah kekuatan yang mendorong batas-batas dari apa yang mungkin. Ada tentang memanfaatkan teknologi mutakhir untuk produktivitas lebih baik," katanya.

Selain dengan beradaptasi dan pemanfaatan inovasi teknologi terbaru, ulya meningkatkan ketahanan pangan disebut Sonya juga bisa dilakukan dengan cara berkolaborasi antar pihak.

Menurutnya dengan kolaborasi baik dari pemerintah, sektor swasta, akademisi, hingga masyarakat yang kuat, dunia bisa berbagi pengetahuan dalam mencari jalan keluar dari adanya krisis pangan.

"Semua pihak harus berkontribusi untuk memastikan sistem produksi beras yang lebih tangguh. Mari kita dukung kebijakan yang mempromosikan penelitian dan pengembangan, berinvestasi dalam teknologi yang memberdayakan petani, dan menciptakan platform inklusif untuk pertukaran pengetahuan," kata dia.


(Kunthi Fahmar Sandy)

Advertisement
Advertisement