“Jadi tujuan utamanya itu saat mendeteksi kandungan air tanah tersebut, mereka bisa memprediksi seberapa besar banyak pupuk yang disebarkan di tanah," kata Sahafa saat ditemui dalam pameran Invasi rangkaian 34 tahun Anniversary Tel-U di Kecamatan Dayeuhkolot, Kabupaten Bandung, Senin (2/12/2024).
Shafa menjelaskan, jika proses pembuatan Agriradar ini memakan waktu kurang lebih satu tahun yang melibatkan pengembangan dan juga pengintegrasian.
“Kurang lebih pembuatan satu tahun. Pengembangan, pengintegrasian segala macamnya, soalnya di produk ini juga ada BPPS, dan itu izinnya itu mapping tanahnya. Jadi kita bisa tahu di mana saja, kandungan air tanah yang telah dideteksi,” kata dia.
Shafa melanjutkan, jika alat ini mampu mendeteksi kandungan air tanah hingga kedalaman dua meter. Alat ini juga sudah berafiliasi dengan PTPN dan sudah diuji cobakan di Pangalengan.
“Untuk saat ini dia sudah implementasi di kebun teh di Pangalengan, Kabupaten Bandung. Jadi nanti para petani tidak bisa menggunakan pupuk seenaknya harus sesuai dengan kandungan air tanah agar tahu seberapa persen pupuk yang akan diberikan,” kata dia.