Pada wilayah-wilayah tersebut intensitas terbentuknya awan-awan konvektif akibat penjalaran gelombang-gelombang tersebut akan meningkat dalam sepekan ke depan, khususnya pada siang hingga petang.
Lebih jauh lagi, sirkulasi siklonik diprediksi akan terjadi di beberapa wilayah perairan, yaitu Samudra Hindia Barat Aceh, Samudera Hindia Barat Daya Banten, Laut Natuna, dan Samudera Pasifik Utara Papua Barat. Keberadaan sirkulasi tersebut menginisiasi terjadinya perlambatan angin (konvergensi) dan pertemuan angin (konfluensi) pada wilayah Sumatera Bagian Selatan, Pesisir Utara Jawa, Laut Jawa, Sulawesi Bagian Selatan, Laut Flores, Laut Banda, dan Papua Bagian Selatan.
“Sirkulasi siklonik ini mampu menyebabkan terjadinya kondisi cuaca signifikan hingga ekstrem dalam periode yang harian pada pekan ini,” ujar BMKG.
Selanjutnya, berdasarkan hasil analisis, labilitas lokal sedang hingga kuat yang mendukung proses konvektif pada skala lokal terdapat di Aceh, Jambi, Bengkulu, Sumatera Selatan, Sumatra Utara, Banten, Jakarta, Jawa Tengah, Kalimantan Barat, Kalimantan Utara, NTT, Maluku Utara, Maluku, Papua Tengah, Papua Pegunungan dan Papua Selatan. Oleh karena itu, potensi intensitas hujan secara lokal meningkat yang terjadi menjelang siang hingga mereda di malam hari.
Berikut prospek Cuaca Sepekan ke Depan hingga 27 Februari 2025:
Periode 22-23 Februari 2025
Cuaca di Indonesia umumnya didominasi berawan hingga hujan ringan. Perlu diwaspadai adanya peningkatan hujan dengan intensitas sedang hingga sangat lebat yang dapat disertai kilat/petir dan angin kencang, berpotensi terjadi di wilayah berikut: