Budi menuturkan sejauh ini Indonesia cukup aktif berkontribusi dalam uji klinis kandidat vaksin TBC dengan melakukan tiga pengujian, yaitu :
1. Pertama, pengembangan vaksin Bill and Melinda Gates Foundation (BMGF) yang sebelumnya telah dilakukan penelitian epidemiologi di Indonesia, yang mengungkapkan lebih dari 30 persen populasi sampel dalam penelitian ini mungkin telah terinfeksi TBC.
2. Kedua, vaksin yang dikembangkan melalui kerja sama perusahaan farmasi asal Cina, CanSinoBio, dan perusahaan biofarmasi asal Indonesia, Etana. Pengembangan vaksin ini menggunakan vektor virus dan sedang uji klinis fase pertama.
3. Ketiga, pengembangan vaksin yang dikembangkan perusahaan bioteknologi asal Jerman, BioNTech, dan perusahaan farmasi asal Indonesia, Biofarma.
Pengembangan vaksin ini menggunakan teknologi mRNA dan saat ini sedang penjajakan untuk lokasi uji klinis fase 2 di Indonesia.
"Saya percaya dengan investasi ini kita tidak hanya akan menyelamatkan nyawa, namun juga meningkatkan pertumbuhan ekonomi dalam jangka panjang," ucap Budi.
(NIA)