"Nah kemudian evakuasi terhadap 40 WNI ini yang 25 melalui udara, 40 ini harus dilakukan evakuasi melalui darat karena udara sudah semakin sulit air space sudah buka tutup maka pada saat kita mengambil keputusan mengevakuasi via jalur darat. Jalurnya cukup panjang Beirut, Damaskus, Amman kemudian dari Amman baru terbang ke Jakarta," kata Retno.
"Dari 40 (WNI) itu gelombang keempat tadi satu dua tiga udara, gelombang empat berangkat dari Beirut 20 Oktober 20 WNI. Gelombang kelima berangkat dari Beirut keesokan paginya 3 Oktober 20 WNI ditambah 1 WNA yaitu spouse dari WNI," sambungnya.
Lalu serangan Israel pun semakin intensif khususnya ke daerah Beirut. Dan, kata Retno, KBRI kembali menerima permintaan evakuasi sebanyak 14 WNI.
"Evakuasi dilakukan melalui jalur udara, Beirut Jeddah Dubai Jakarta. Gelombang keenam take off dari Beirut 9 Oktober untuk 14 WNI. Dan sudah tiba kemarin di Soeta pada 10 Oktober," kata Retno.
Lebih lanjut, dia mengatakan evakuasi WNI di Lebanon bersifa volunteer. Artinya, negara berkewajiban untuk menyampaikan situasi terkini, namun keinginan untuk evakuasi tergantung pada WNI yang tinggal di sana.
(Febrina Ratna Iskana)