sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Mitigasi Bencana Kekeringan akibat El Nino, BNPB Modifikasi Cuaca Datangkan Hujan

News editor Binti Mufarida
31/07/2023 18:03 WIB
Tiga tim gabungan akan melakukan teknologi modifikasi cuaca (TMC) untuk mendatangkan hujan. Langkah ini merupakan salah satu mitigasi bencana kekeringan.
Tim gabungan akan melakukan teknologi modifikasi cuaca (TMC) untuk mendatangkan hujan.
Tim gabungan akan melakukan teknologi modifikasi cuaca (TMC) untuk mendatangkan hujan.

IDXChannel - Tiga tim gabungan akan melakukan teknologi modifikasi cuaca (TMC) untuk mendatangkan hujan. Langkah ini merupakan salah satu mitigasi bencana kekeringan yang berkepanjangan akibat fenomena El Nino.

Ketiga tim itu yakni Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), serta Badan Restorasi Gambut dan Mangrove (BRGM).
 
"Tentu saja langkah mitigasinya adalah memastikan ketersediaan air. Caranya adalah mumpung sekarang ini masih bisa mendatangkan hujan, maka BNPB bekerja sama dengan BMKG dengan BRIN, dengan BRGM badan restorasi gambut dan mangrove, ini bekerja sama menggelar operasi TMC atau teknologi modifikasi cuaca yaitu mendatangkan hujan,” kata Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto, Senin (31/7/2023).
 
Dia menambahkan, TMC untuk mendatangkan hujan ini sebagai upaya agar danau-danau, embung-embung, sungai-sungai, sumur tetap terisi dengan air. Selain itu, dia mengatakan BNPB juga bekerjasama dengan BRGM untuk membuat sumur bor sehingga airnya bisa digunakan untuk masyarakat yang mengalami kekeringan.
"Ini BRGM juga bekerja sama dengan BNPB juga membuat sumur-sumur bor baru sehingga apabila nanti memang betul kekeringan ini datang dengan lebih besar begitu, lebih dahsyat begitu ini air-airnya bisa digunakan untuk masyarakat di daerah yang mengalami kekeringan," kata dia.
 
Lebih lanjut, Suharyanto juga mengingatkan agar waspada terhadap kebakaran hutan dan lahan (karhutla). Dia mewanti-wanti agar karhutla yang besar tidak terjadi seperti pada tahun 2015 dan 2019 lalu.
 
"Kemudian, kita juga waspada terkait dengan kebakaran hutan dan lahan sebagaimana pernah terjadi di tahun-tahun sebelumnya, yang menjadi catatan kurang baik kita adalah pada tahun 2015 dan 2019, di mana kebakaran hutan dan lahan sangat besar dan luas," tutupnya.

Advertisement
Advertisement