Adanya pasar dadakan itu justru membuat suasana di kawasan tersebut menjadi ramai oleh warga setempat yang berburu takjil hingga makanan ringan untuk berbuka puasa. Warga yang berdagang pun merupakan pedagang yang menjual dagangan menggunakan gerobak dan meja serta kursi yang mudah digelar dan dibereskan kembali dan dibawa pulang.
Berbagai makanan ringan takjil, mulai dari bakso, manisan, bubur, gorengan, siomay, dadar guling, kolak, es campur, dan lainnya dijajakan oleh puluhan pedagang.
Umumnya, para pembelinya warga lokal yang membawa anak-anaknya tuk berburu takjil agar bisa dibawa pulang ke rumah, hanya beberapa orang saja yang memakan jajanan di pasar dadakan tersebut di lokasi.
Selain warga lokal, sejumlah kendaraan yang melintas di Jalan Tol Cipali terkadang berhenti di bahu jalanan untuk bisa membeli takjil di Jalan Layang yang lokasinya persis di atas Jalan Tol Cipali. Hal itu hanya bisa dilakukan oleh pengendara Tol Cipali saat petugas tol tak melakukan patroli saja di lokasi.
Begitu petugas tol mendapati hal itu, mereka bakal meminta pengendara untuk kembali melajukan kendaraannya agar tak membahayakan pengendara tol lainnya akibat berhenti di bahu jalanan. Pasar dadakan takjil tersebut ramai selalu ramai saat waktu memasuki buka puasa.
Begitu waktu buka puasa lewat atau sekira pukul 18.30 WIB, para pedagang pun menutup dagangannya dan pergi meninggalkan lokasi, hanya menyisakan sejumlah sampah saja. Seolah, pasar tersebut tak pernah ada di lokasi.