Paparan polusi udara yang dihasilkan smelter nikel akan memberi dampak buruk pada sistem pernapasan masyarakat. Paparan polusi udara yang dihasilkan smelter nikel kemungkinan besar menyebabkan beberapa penyakit, seperti ISPA, asma, diabetes, hingga stroke dan penyakit. Ini juga yang meningkatkan risiko seseorang meninggal akibat polusi udara.
Parahnya, bukan hanya mereka yang tinggal di wilayah yang memiliki smelter nikel, tapi wilayah tetangga juga terdampak.
Lebih lanjut, Ketua Analis CREA, Lauri Myllyvirta menjelaskan, angka kematian akibat polusi udara yang dihasilkan dari hilirisasi nikel ini akan 'membengkak' di masa depan jika tidak ada pengendalian yang tepat.
Data CREA melaporkan, potensi pada 2025 akan ada 3.766 kematian dini karena smelter nikel. Lalu, angkanya naik di 2030 sampai dengan 5.000 kematian.
"Jumlah total kematian diperkirakan meningkat pesat hingga pertengahan dekade, hampir 18 kali lipat dalam lima tahun (2020-2025)," jelas Lauri.