"Dengan menlu ASEAN mengeluarkan pernyataan, bisa dibilang ASEAN tidak akan kompromi soal konflik yang ada di Myanmar dan tetap berpegang teguh pada prinsip lima poin konsensus itu," tutur Arfin.
Hanya saja, Arfin menjelaskan, “kalau serangan itu atas perintah pemimpin junta, maka Myanmar cukup berani untuk siap meninggalkan ASEAN.
Sebab Myanmar sudah merasa enteng saja terhadap ASEAN dan bahkan sudah menganggap Tiongkok sebagai mitra utamanya ketimbang ASEAN.
Myanmar mungkin menganggap tidak ada keuntungngan bergabung dengan ASEAN.”
Arfin tidak yakin junta Myanmar akan melaksanakan lima poin konsensus karena tidak ada yang bisa menekan mereka.
Peran penting yang harus dimainkan oleh Indonesia adalah melobi China untuk tidak terlalu banyak melakukan intervensi di kawasan maupun di Myanmar. China, lanjutnya, jangan terlalu memberikan bantuan untuk memperkuat militer junta.