sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

PBB Desak RI Usut Tuntas Kematian Demonstran, Ini Tanggapan Istana

News editor Riyan Rizki Roshali
02/09/2025 13:15 WIB
Kantor Komunikasi Kepresidenan (PCO) buka suara terkait desakan PBB yang meminta pemerintah Indonesia segera menginvestigasi kematian sejumlah demonstran.
PBB Desak RI Usut Tuntas Kematian Demonstran, Ini Tanggapan Istana. (Foto Istimewa)
PBB Desak RI Usut Tuntas Kematian Demonstran, Ini Tanggapan Istana. (Foto Istimewa)

IDXChannel - Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan (PCO) Hasan Nasbi buka suara terkait desakan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang meminta pemerintah Indonesia segera menginvestigasi kematian sejumlah demonstran dalam aksi demo, belum lama ini.

Hasan memastikan, tanpa adanya desakan tersebut, pemerintah Indonesia tetap memberikan atensi untuk mengusut kasus tersebut.

“Tanpa surat itu pun sudah memberikan atensi, jadi bukan karena surat itu, tanpa surat itu pun pemerintah sudah memberikan atensi,” kata Hasan Nasbi kepada wartawan di Kemendagri, Jakarta, Selasa (2/9/2025).

Terlebih, kata dia, Presiden Prabowo Subianto telah memberikan instruksi kepada Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo untuk mengusut tuntas peristiwa demo yang berujung kericuhan tersebut.

“Presiden kan memang sudah mengarahkan, kalau yang tindakan-tindakan yang tidak terukur, tindakan-tindakan yang melampaui kewenangan itu harus diperiksa. Kan memang sudah ada perintahnya, dan kepolisian sedang menjalankan itu kan, memeriksa tindakan-tindakan yang berlebihan dan tidak terukur,” kata dia.

Sebelumnya, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mendesak investigasi atas dugaan penggunaan kekuatan yang tidak proporsional setelah delapan orang tewas dalam demo ricuh di berbagai wilayah Indonesia.

Demo ini dipicu oleh kemarahan rakyat atas tunjangan rumah Rp50 juta untuk para anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI.

"Kami memantau dengan seksama serangkaian kekerasan di Indonesia dalam konteks protes nasional atas tunjangan Parlemen, langkah-langkah penghematan, dan dugaan penggunaan kekuatan yang tidak perlu atau tidak proporsional oleh pasukan keamanan," kata juru bicara Kantor Hak Asasi Manusia (HAM) PBB Ravina Shamdasani.

"Kami menekankan pentingnya dialog untuk mengatasi kekhawatiran publik," ujarnya dalam sebuah pernyataan, yang dilansir AFP, Selasa (2/9/2025).

"Kantor HAM PBB menyerukan penyelidikan yang cepat, menyeluruh, dan transparan terhadap semua dugaan pelanggaran hukum HAM internasional, termasuk yang berkaitan dengan penggunaan kekuatan," ujar dia.

Shamdasani mengatakan semua pasukan keamanan, termasuk militer ketika dikerahkan dalam kapasitas penegakan hukum, harus mematuhi prinsip-prinsip dasar tentang penggunaan kekuatan dan senjata api oleh polisi.

"Pihak berwenang harus menjunjung tinggi hak untuk berkumpul secara damai dan kebebasan berekspresi sambil menjaga ketertiban, sejalan dengan norma dan standar internasional, terkait dengan pengawasan terhadap pertemuan publik," kata Shamdasani. 

Dia juga menekankan pentingnya media diizinkan untuk melaporkan peristiwa secara bebas dan independen. Demonstrasi dimulai dengan damai, tetapi berubah menjadi kekerasan terhadap pasukan Brigadir Mobil (Brimob) Polri setelah rekaman video menunjukkan tim pasukan itu menabrak seorang pengemudin ojek online pada 28 Agustus malam. 

Protes sejak itu menyebar dari Jakarta ke kota-kota besar lainnya, dalam kerusuhan terburuk sejak Presiden Prabowo Subianto berkuasa kurang dari setahun yang lalu.

(Dhera Arizona)

Halaman : 1 2 3
Advertisement
Advertisement