"Kita buka dari mana saja, tapi saat ini penyedia skytrain sendiri ada dari China, Jerman, dan Belarusia. Kita membuka teknologi dari negara manapun, kalau saya yang penting ada investasi tidak terlalu mahal," katanya.
Di samping itu, proyek ini juga akan dikerjasamakan dengan para pengembang kawasan di sekitar jalur lintasan skytrain. Terutama untuk pembangunan stasiun, maupun bantuan pembiayaan pada saat proses konstruksi.
Menurut Menhub, alasan dibalik pembangunan skytrain ini menimbang sebaran populasi yang saat ini sudah memadati area Jabodetabek. Kawasan padat penduduk inilah yang dinilai paling cocok untuk dibangun skytrain. Sebab, tidak perlu biaya mahal untuk pembebasan lahan.
"Skytrain sepertinya lebih mudah masuk ke kawasan-kawasan permukiman, jadi harapan kami dengan 2 ini, karena kepadatan yang tinggi memang salah satu yang menjadi tantangan adalah pembebasan lahan," ujar Menhub.
"Soal lahan ini, pak Dirjen sudah berkoordinasi dengan kemendagri untuk pemanfaatan aset atau fasum yang dimiliki pemda untuk digunakan sebagai lokasi dari tiang-tiang skytrain," tuturnya. (Wahyu Dwi Anggoro)