Lebih lanjut, Asep mengatakan bahwa pencemaran udara selain disebabkan oleh industri, kendaraan bermotor pun turut ikut menyumbang. Ia pun menyoroti kawasan industri yang berada di Jabodetabek penyangga Ibu Kota yang juga menyumbang pencemaran udara.
"Karena memang daerah sana daerah industri kita tidak menutup kemungkinan bahwa sumber pencemar selain kendaraan juga industri. Jadi daerah daerah yang memiliki industri yang banyak pasti berdampak pada kualitas udara. Termasuk daerah penyanggah Jakarta. Daerah daerah sekitar Ibu Kota seperti Bekasi daerah industri, kemudian Tangerang juga daerah industri pasti kualitas udaranya sangat berpengaruh dengan adanya industri," tuturnya.
Sebelumnya, Pemprov DKI Jakarta melalui Dinas Lingkungan Hidup (LH) menargetkan polutan berbahaya PM2,5 turun 41 persen pada tahun 2030 mendatang melalui tiga strategi dan 75 rencana aksi pengendalian pencemaran udara Ibu Kota.
"PM2,5 ini menimbulkan dampak kesehatan yang parah baik untuk jangka pendek dan jangka panjang," kata Kepala Dinas LH DKI Asep Kuswanto dalam pemaparan publik di Balai Kota, Jakarta Pusat, Senin (19/9/2022).
Berdasarkan pemaparan Asep, hasil pengukuran dari lima Stasiun Pengukuran Kualitas Udara (SPKU) menunjukkan polutan PM2,5 dan PM10 sudah jauh di atas baku tahunan nasional. Indeks kualitas udara Jakarta dari tahun ke tahun berada pada tingkat rendah dibandingkan daerah lain dengan nilai 53,50 hingga 78,78.