Dia pun mencontohkan tingginya kesadaran masyarakat akan negative externalities ada di Provinsi Bali, waktu perayaan hari raya Nyepi. Saat Nyepi, masyarakat di Bali dilarang ada yang melakukan aktivitas, apalagi berkendara dengan kendaraan bermotor.
“Saat itu polusi udara di Bali sangat rendah,” kata Sudharto.
Namun demikian, jelasnya, Jakarta tidak perlu mengambil langkah ekstrem seperti perayaan Nyepi di Bali dengan tidak beraktivitas. “Bisa dilakukan dengan cukup mengurangi penggunaan kendaraan pribadi saja. Itu sudah cukup mengurangi polusi di Jakarta,” paparnya.
Saat ini, sektor transportasi masih tercatat menempati urutan tertinggi penyumbang polutan di Jakarta. Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) mengungkapkan sumber polusi udara di Ibu Kota Jakarta dan sekitarnya berasal dari kendaraan dengan kontribusi 44 persen.
(YNA)