sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Progam Makan Bergizi Gratis Habiskan Rp71 Triliun, Kepala BGN Ungkap Pentingnya Peningkatan SDM

News editor Tangguh Yudha
01/02/2025 16:00 WIB
Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) Dadan Hidayana menyebut negara tidak rugi meski mengeluarkan anggaran hingga Rp71 triliun untuk program MBG.
Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) Dadan Hidayana menyebut negara tidak rugi meski mengeluarkan anggaran hingga Rp71 triliun untuk program MBG. (Foto: MNC Media)
Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) Dadan Hidayana menyebut negara tidak rugi meski mengeluarkan anggaran hingga Rp71 triliun untuk program MBG. (Foto: MNC Media)

IDXChannel- Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) Dadan Hidayana menyebut negara tidak rugi meski mengeluarkan anggaran hingga Rp71 triliun untuk program Makan Bergizi Gratis (MBG). Menurutnya, program itu merupakan investasi besar untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) Indonesia.

Dadan menjelaskan, negara perlu melakukan intervensi atas fenomena pertumbuhan penduduk yang akan mencapai 324 juta di 2045. Pertumbuhan jumlah penduduk tersebut mayoritas didorong oleh keluarga tidak mampu, yang jika dibiarkan akan menjadi masalah di masa depan.

"Di Indonesia, orang miskin ini rata-rata melahirkan 2-3 anak per keluarga. Jadi pertambahan penduduk ini nanti akan lebih banyak dari keluarga rentang miskin dan miskin. Sehingga kalau kita tidak intervensi dari sekarang, ke depan, 2045 (Indonesia) akan lemah," terang Dadan dalam wawancara eksklusif di kantornya, Jumat (31/1/2025).

Dadan menyebut dengan mayoritas anak-anak Indonesia besar dari keluarga miskin yang sulit untuk mendapatkan gizi seimbang, maka pertumbuhannya tidak akan optimal. Perkembangan otak anak menjadi tidak sesuai dengan yang diharapkan, yang pada akhirnya akan kesulitan bersaing di kancah internasional.

"Nah kalau kita tidak atasi sekarang, ini kita bukan mendapatkan bonus demografi, tetapi mungkin kesulitan demografi. Karena angkatan kerja yang akan diperoleh di 2045 itu yang berkualitas rendah. Oleh sebab itu Pak Presiden ingin investasi besar-besaran untuk SDM Indonesia. Jadi menurut saya ini jauh lebih dari layak dan ini harus dilakukan karena kita ingin menyelamatkan generasi kualitas di masa depan," tandasnya.

Halaman : 1 2
Advertisement
Advertisement