Namun setelah sejumlah presentasi dari presiden Komoro, Senegal, dan Afrika Selatan, dia malah menantang asumsi rencana tersebut sebelum pernyataan-pernyataan berikutnya berlanjut. Asumsi rencana perdamaian itu sendiri dibuat berdasarkan penerimaan perbatasan yang diakui secara internasional.
Putin menegaskan kembali pendiriannya bahwa Ukraina dan sekutu Baratnya telah memulai konflik jauh sebelum Rusia mengirim angkatan bersenjatanya ke perbatasan pada Februari tahun lalu. Ukraina dan para sekutu Baratnya membantah tudingan Rusia.
Dia mengatakan Barat dan bukan Rusia, yang bertanggung jawab atas kenaikan tajam harga pangan global pada awal tahun lalu yang memukul Afrika dengan telak.
Dia mengatakan kepada delegasi bahwa ekspor biji-bijian Ukraina dari pelabuhan Laut Hitam yang diizinkan Rusia selama setahun terakhir tidak dapat meringankan kesulitan Afrika yang menghadapi harga pangan yang tinggi. Pasalnya sebagian besar biji-bijan Ukraina tersebut telah dialokasikan untuk negara-negara kaya.
Putin menegaskan Rusia tidak pernah menolak pembicaraan dengan pihak Ukraina. Moskow, bagaimanapun, berulang kali mengatakan perdamaian apa pun harus melahirkan "realitas baru.” Artinya, pengakuan atas aneksasi Rusia terhadap lima provinsi Ukraina, empat di antaranya hanya dikontrol sebagian.
Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov mengatakan dalam sambutannya di televisi bahwa Moskow berbagi "pendekatan utama" dari rencana Afrika. Namun, juru bicara Kremlin Dmitry Peskov dikutip oleh kantor berita Rusia mengatakan itu "sulit untuk diwujudkan."