“Kemudian diberikan semacam early warning ya, apa namanya itu aba-aba yang apabila akan terjadi gempa itu ada-ada, ini yang seperti tsunami sudah mulai ada ya, kita minta itu ada tanda-tanda semacam peringatan, tanda peringatan,” tambahnya.
Wapres mengatakan bahwa Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) telah memetakan perulangan periode gempa-gempa di Indonesia. Sehingga, diharapkan kesiapsiagaan pemerintah daerah juga masyarakat penting untuk ditingkatkan. Apalagi, tidak ada yang mengetahui secara pasti kapan gempa akan terjadi.
“Kita mengharapkan dari BMKG itu supaya lebih, memang soal gempa itu kan diperkirakan akan terjadi yang belum sampai sekarang itu kapan nya itu kan, untuk kapannya itu belum bisa bahwa di sini akan terjadi gempa di sini, itu akan itu sudah-sudah ada, bahkan ada yang 20 tahun, ada yang tetapi masih belum ilmu pengetahuan masih belum dapat mengatakan kepastian hari ini, jam sekian,” tegas Wapres.
Untuk diketahui, sumber gempa bumi di Indonesia berasal dari zona subduksi dan sesar aktif di darat. Zona subduksi membentang di sebelah barat Pulau Sumatera, selatan Pulau Jawa, selatan Bali dan Nusa Tenggara, dan membelok di Kepulauan Maluku yang membentuk palung laut. Zona subduksi juga sebagai sumber pembangkit tsunami.
Kemudian, sesar aktif di darat diantaranya Sesar Besar Sumatera yang memanjang dari utara sampai selatan di Pulau Sumatera. Sementara di Pulau Jawa terdapat Sesar Cimandiri, Sesar Lembang, Sesar Baribis dan Sesar Opak. Dan gempa Cianjur yang baru-baru ini terjadi berada di sesar aktif di darat yakni Sesar Cimandiri.
(FRI)