Namun kondisinya lebih basah dan lebih kering, baik musim hujan atau kemarau. Kondisi ini meningkatkan kondisi ekstrem, seperti banjir.
Tata guna lahan yang menyebabkan berkurangnya pohon juga menjadi penyebab bencana. Di mana banyak lahan beralih fungsi dari yang sebelumnya kawasan resapan menjadi permukiman atau area pertanian.
"Cara menguranginya, yaitu meminimalisir bertambahnya gas rumah kaca ke atmosfer. Kemudian memanfaatkan energi baru terbarukan, seperti angin, air, matahari, dan lainnya. Elektrifikasi mobil listrik akan cukup efektif menekan cuaca ektrem," beber dia.
Didi menjelaskan, posisi Indonesia sebagai negara yang berada di garis khatulistiwa, menjadi representasi kondisi iklim dunia. Kondisi Indonesia akan sangat mempengaruhi kondisi iklim global.