Langkah-langkah itu dilakukan setelah India, Italia, Taiwan, dan Amerika Serikat memperkenalkan tes COVID untuk kedatangan dari China di tengah kekhawatiran tentang potensi munculnya varian baru dan kurangnya transparansi pemerintah China. Negara-negara lain, termasuk Filipina dan Inggris, sedang mempertimbangkan langkah-langkah serupa.
Beberapa ahli kesehatan telah mempertanyakan perlunya pembatasan tersebut, dengan alasan mereka tidak mungkin menghentikan penyebaran varian virus baru.
Pejabat Uni Eropa pada Kamis menolak panggilan dari Perdana Menteri Italia Giorgia Meloni agar blok itu menguji semua penumpang udara dari China.
Infeksi telah melonjak di China menyusul keputusan Beijing untuk melonggarkan kebijakan "nol-COVID" yang kontroversial, menempatkan rumah sakit, kamar mayat, dan krematorium di bawah tekanan.
Pihak berwenang China telah dituduh meremehkan keseriusan situasi, dengan pejabat kesehatan melaporkan hanya segelintir kematian dalam beberapa pekan terakhir.