IDXChannel - Singapura mengalami lonjakan kasus Covid. Peningkatan kasus tersebut diketahui didominasi oleh varian KP.
Varian KP sendiri merupakan varian Covid-19 dengan gejala yang hampir sama dengan varian Omicron. Jenis virus ini dikenal sebagai varian FLiRT atau masih garis keturunan dari Omicron.
Meski begitu, Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI memastikan, bahwa varian KP.1 dan KP.2 yang saat ini meningkat di Singapura belum ditemukan di Indonesia.
“Sampai Mei 2024, kasus COVID-19 yang beredar di Indonesia didominasi oleh subvarian Omicron JN.1.1, JN.1, dan JN.1.39. Kalau subvarian KP, belum ditemukan,” ujar Juru Bicara Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI, dr. Mohammad Syahril, dalam siaran pers yang diterima, Minggu, (26/5/2024).
Meski begitu, sebagai negara tetangga, kondisi ini menimbulkan kekhawatiran terhadap gejala yang dialami oleh penderita. Gejala Covid-19 KP.1 dan KP.2 juga menyerupai virus mutasi Omicron, seperti JN.1 atau XBB.
Bahkan, varian KP yang terdeteksi di ASEAN tidak hanya bersirkulasi di Singapura, melainkan ada juga di Malaysia, Thailand dan Kamboja.
Karena itu, hingga saat ini masyarakat Indonesia dinilai masih perlu tetap mewaspadai penyebaran COVID-19 varian KP.1 dan KP.2 yang sedang bersirkulasi di Singapura.
Merujuk referensi yang dipublikasikan secara resmi oleh Kementerian Kesehatan Singapura, ada peningkatan kasus COVID-19 dari 13.700 kasus selama periode 28 April sampai 4 Mei menjadi 25.900 kasus pada periode 5-11 Mei 2024.
Rata-rata kasus yang masuk rumah sakit di Singapura mengalami kenaikan dari 181 kasus (minggu ke-18) menjadi 250 kasus (minggu ke-19).
Namun, rerata kasus yang masuk Unit Perawatan Intensif (ICU) harian tetap rendah, yaitu 3 kasus (minggu ke-19) dan 2 kasus (minggu ke-18).
Secara global, subvarian JN.1 telah mendominasi di sebagian besar negara (54,3%). Secara lokal, proporsi gabungan KP.1 dan KP.2 saat ini mencapai lebih dari 2/3 kasus covid di Singapura.
Hingga 3 Mei 2024, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah mengklasifikasikan KP.2 sebagai Variant Under Monitoring (VUM).
Kendati demikian, tidak ada indikasi bahwa varian KP.1 dan KP.2 lebih mudah menular atau menyebabkan keparahan dibandingkan varian covid lain.
“Pemerintah Singapura melaporkan proporsi sublineage didominasi oleh sublinegae KP.1 dan KP.2. Belum ada indikasi, baik di global ataupun di lokal Singapura, bahwa dua subvarian ini menjadi lebih menular ataupun menjadi lebih dapat menyebabkan sakit berat, dibandingkan dengan varian yang lainnya,” papar dr.Syahril.
Berdasarkan data Global Initiative on Sharing All Influenza Data (GISAID) yang dihimpun ASEAN BioDiaspora Virtual Center per 19 Mei 2024, varian COVID-19 yang bersirkulasi di kawasan negara-negara ASEAN pada 2023-2024 didominasi oleh JN.1.
(SAN)
Advertisement
Singapura Dilanda Varian Covid KP.1 dan KP.2, Kemenkes: Belum Ditemukan di Indonesia
Sampai Mei 2024, kasus COVID-19 yang beredar di Indonesia didominasi oleh subvarian Omicron JN.1.1, JN.1, dan JN.1.39.

Singapura Dilanda Varian Covid KP.1 dan KP.2, Kemenkes: Belum Ditemukan di Indonesia (FOTO:MNC Media)
Follow Saluran Whatsapp IDX Channel untuk Update Berita Ekonomi
Follow
Tim Editor
Advertisement
Advertisement