IDXChannel - Penurunan status Gunung Semeru ternyata belum berdampak pada pembukaan akses pendakian. Padahal, gunung tertinggi di Pulau Jawa itu sudah diturunkan statusnya dari level III siaga menjadi level II waspada oleh Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG).
Keputusan ini diambil oleh Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (BB-TNBTS) selaku pengelola kawasan. Menurut Kepala Bagian Tata Usaha (Kabag TU) Septi Eka Wardhani, pihaknya harus mempersiapkan dahulu seluruh instrumen dan sarana prasarana, sebelum dibuka pendakian.
"Tapi kita harus mempersiapkan sebelum pendakian dibuka, beberapa harus kita matangkan sebelum pembukaan semeru. Contohnya kita harus mengetahui kelengkapan sarana dan prasarana, kesediaan anggaran, maupun kesiapan SDM," ujar Septi Eka Wardhani saat ditemui di Kantor BB-TNBTS, Malang, Rabu (17/7/2024).
Septi mengatakan, sudah sangat lama mereka menutup jalur pendakian Gunung Semeru. Sehingga mereka harus membuat mekanisme pendakian yang baru, agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan selama proses pendakian.
"Karena pendakian Semeru ini sudah lama ditutup, sehingga para pendaki sudah sangat kangen naik Gunung Semeru. Jadi kita akan melakukan pembenahan sebelum Semeru dibuka. Oleh karena itu kita tidak langsung membuka saat penurunan level status Semeru," katanya.
Sebagai informasi, Gunung Semeru sendiri sudah ditutup sejak 30 November 2020. Penutupan ini dikarenakan merebaknya pandemi Covid-19. Sehingga, pemerintah menetapkan pembatasan kegiatan masyarakat, termasuk menutup berbagai objek wisata yang bersifat mengumpulkan massa.
Penutupan Gunung Bromo berlanjut pada 3 Juli 2021 karena kebijakan PPKM Darurat di Jawa dan Bali. Penutupan ini terus berlanjut meskipun pandemi Covid-19 telah mereda.
Kebijakan tersebut dikarenakan adanya peningkatan aktivitas vulkanik Gunung Semeru, sehingga PVMBG menaikkan status Gunung Semeru menjadi Level III. Hingga saat ini, Gunung Semeru belum dibuka jalur pendakiannya.
(YNA)