Sultan Ibrahim memiliki kepentingan bisnis yang luas mulai dari real estat hingga pertambangan, termasuk saham di Forest City - proyek reklamasi dan pengembangan lahan senilai USD100 miliar yang didukung China di lepas pantai Johor.
Menjelang pelantikannya, Sultan Ibrahim mengatakan kepada surat kabar Singapura The Straits Times bahwa ia bermaksud menjadi raja yang aktif dan mengusulkan agar perusahaan minyak negara Malaysia, Petroliam Nasional (Petronas), dan badan antikorupsi negara tersebut untuk melapor langsung kepada raja. Ia juga menyampaikan rencananya untuk menghidupkan kembali proyek jalur kereta api berkecepatan tinggi yang terhenti antara Malaysia dan Singapura.
Malaysia mengalami gejolak politik yang berkelanjutan sejak t 2018 ketika koalisi Barisan Nasional yang berkuasa saat itu digulingkan dari kekuasaan untuk pertama kalinya sejak kemerdekaan, sehingga mendorong raja untuk memainkan peran yang lebih besar.
Sebelum turun tahta, Al-Sultan Abdullah menyerukan stabilitas politik, menanggapi laporan media bulan ini tentang dugaan rencana untuk menggulingkan pemerintahan Perdana Menteri Anwar Ibrahim. Sejumlah politisi telah membantah menjadi bagian dari rencana tersebut. (WHY)