Pengumuman tarif awal Trump pada April lalu diikuti oleh jatuhnya pasar saham. Namun setelah itu ia menundanya hingga pemerintahannya dapat menegosiasikan kesepakatan.
Meski demkian, tarif 145 persen tetap berlaku dengan China. Angka itu sangat tinggi sehingga dapat menghentikan perdagangan, karena Beijing memberlakukan bea masuknya yang sangat tinggi. Namun setelah Menteri Keuangan Scott Bessent bertemu dengan pejabat China awal bulan ini, sebuah kesepakatan dicapai untuk menghentikan perang dagang selama tiga bulan.
Justin Wolfers, Pofesor di Universitas Michigan menulis di X, “Fakta ekonomi paling dapat diandalkan dari kepresidenan Trump adalah bahwa ketika ia menaikkan tarif, pasar anjlok. Ketika ia mundur, pasar naik. Ini penting karena pasar menilai profitabilitas masa depan bisnis Amerika dan manfaat tarif apa pun merupakan dampak dari peningkatan profitabilitas," tuturnya.
Trump bulan ini juga mengumumkan rencana untuk mengenakan tarif 100 persen pada film yang diproduksi di luar negeri. Namun keesokan harinya, Gedung Putih mengumumkan bahwa keputusan belum dibuat mengenai tarif tersebut, dan Trump mengatakan bahwa ia berencana untuk bertemu dengan perwakilan dari industri tersebut. Namun, pertemuan tersebut belum diadakan.
(kunthi fahmar sandy)