IDXChannel - Jelang rangkaian pertemuan Kerja Sama Ekonomi Asia Pasifik (APEC), penampakan pusat kota San Francisco berbeda 180 derajat dibandingkan sebelumnya.
Area seperti United Nations Plaza sebelumnya merupakan pusat krisis narkoba dan tuna wisma di San Francisco. Tempat itu kini telah dipercantik dan ramai dengan pertunjukan seni.
Hampir tidak ada tunawisma yang terlihat. Polisi dan petugas lainnya terlihat berjaga-jaga.
Gubernur California Gavin Newsom mengakui San Francisco sengaja dipercantik untuk gelaran APEC. Namun, dia berjanji kebijakan mempercantik kota tersebut akan dipertahankan seusai acara.
"Ini adalah momentum. Dan saya ingin memberi tahu orang-orang, Anda akan melihat lebih banyak lagi kemajuan di kota ini dan di sekitar Bay Area," kata Newsom, dilansir dari Reuters pada Rabu (15/11/2023).
San Francisco telah bertahun-tahun dilanda krisis narkoba kejahatan, tunawisma. Jumlah gelandangan terus meningkat di tengah tingginya harga tempat tinggal.
Selama beberapa tahun terakhir, banyak bisnis hengkang, jumlah penumpang transportasi umum menurun, dan perkantoran tetap kosong setelah pandemi.
Para pejabat telah mencoba untuk membersihkan jalan-jalan kota. Namun, masalah-masalah tersebut tak bisa sepenuhnya teratasi.
Upaya pemerintah membersihkan jalanan San Francisco dari gelandangan jelang forum APEC menuai kritik dari beberapa pihak, termasuk kelompok yang memperjuangkan hak tunawisma.
"Mengusir para tunawisma tidak akan menyelesaikan akar masalah yang sebenarnya, yaitu tidak adanya tempat tinggal yang terjangkau," kata Paul Boden, direktur Western Regional Advocacy Project, sebuah koalisi kelompok tunawisma.
"Tidak ada yang bisa mengakhiri masalah tunawisma selain rumah yang terjangkau," kata Boden.
Kota ini memiliki tingkat tunawisma sebesar 887 orang per 100.000 penduduk, menurut sebuah laporan. Angka tersebut merupakan yang tertinggi ketiga di AS, hanya di bawah Oakland dan Los Angeles.