IDXChannel - Presiden Joko Widodo bersama Ibu Negara, Iriana Joko Widodo bersama anggota delegasi pulang ke Tanah Air. Kepala negara bertolak dari Bandara Internasional Hiroshima usai menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G7 dengan negara-negara mitra atau G7 Outreach Summit 2023.
Kepala Negara dan rombongan lepas landas dengan menggunakan Pesawat Kepresidenan Indonesia-1 sekitar pukul 19.20 waktu setempat, pada Minggu (21/5/2023).
Kepulangan beliau ke Indonesia ditemani oleh Kepala Protokol Negara Jepang Takehiro Shimada, Wakil Wali Kota Hiroshima Kenichi Susume, Duta Besar Republik Indonesia untuk Jepang Heri Akhmadi dan istri, serta Atase Pertahanan KBRI Tokyo Kol (AF) Andi Nur Abadi dan istri.
Presiden dan rombongan diperkirakan tiba di Pangkalan TNI AU Halim Perdanakusuma Jakarta, pada Minggu (21/5/2023) malam.
Turut mendampingi Presiden dalam penerbangan menuju Jakarta adalah Menteri Luar Negeri Retno Marsudi dan Sekretaris Kabinet Pramono Anung.
Pada kehadirannya di Forum G7, Jokowi menagih komitmen atau janji untuk mendanai transisi energi negara berkembang senilai USD100 miliar per tahun atau setara Rp1.493 triliun (asumsi kurs Rp14.936).
Komitmen ini dibuat oleh negara maju sejak KTT G20 di Bali pada November 2022 lalu, sayangnya sampai saat ini negara-negara berkembang belum menerima pendanaan konstruktif yang tidak berbentuk utang tersebut.
Jokowi menyebut saat ini negara-negara berkembang mulai meragukan komitmen negara maju dalam mendanai transisi energi untuk mendorong ekonomi yang berkelanjutan. Hal ini disampaikan Presiden Jokowi pada pertemuan sesi 7 dari KTT Group of Seven (G7) 2023 yang mengusung tema “Common Endeavor for a Resilient and Sustainable Planet”.
“Bapak Presiden mengatakan negara berkembang meragukan komitmen negara maju di mana hingga kini pendanaan USD100 miliar per tahun belum terpenuhi. Pendanaan ini harus konstruktif, bukan dalam bentuk hutang,” ungkap Menteri Luar Negeri Retno Marsudi dalam keterangan pers yang disiarkan virtual, Minggu (21/5/2023).
Tidak hanya itu, Jokowi mengusulkan terbentuknya organisasi tingkat dunia yang serupa dengan The Organization of the Petroleum Exporting Countries (OPEC) yang akan berisi negara-negara produsen nikel dan sawit.
Anggota Group of Seven (G7) bisa menjadi mitra pembangunan hilirisasi industri Indonesia melalui kelembagaan tersebut. Jokowi juga menegaskan, kolaborasi diperlukan untuk mendukung industri nikel dan sawit ke depannya. Usulan ini disampaikan Jokowi saat menghadiri salah satu pertemuan KTT G7 2023.
“Bapak Presiden Jokowi mengajak negara anggota G7 sebagai mitra pembangunan hilirisasi industri Indonesia dan mengusulkan dibentuk lembaga semacam ‘OPEC’. Beliau menegaskan bahwa yang diperlukan dunia saat ini adalah kolaborasi, bukan polarisasi yang memecah belah,” ujar Retno. (TYO)