"Mesin-mesin suami habis semua, tak ada satu pun terselamatkan. Usaha saya juga. Banyak orang bergantung sama saya, ada 15 orang bekerja dengan saya. Sekarang mereka pun kehilangan mata pencaharian," kata Yuni.
Dia mengaku sedih membayangkan nasib para pekerja yang selama puluhan tahun menggantungkan hidup pada usahanya.
"Saya susah begini, tapi saya pikir juga orang-orang itu nanti makan apa, kerja di mana,” kata dia.
Yuni merasa senang karena bantuan tanggap bencana dari pemerintah cepat datang. Pengiriman sembako dari berbagai pihak pun lancar. Bahkan, bantuan sudah datang sehari setelah kejadian.
"Bantuan seperti beras, pakaian, semua ada. Makan tinggal ambil," kata dia.
Kini, harapan terbesar Yuni hanya satu, tanah dan rumah untuk memulai kembali kehidupan.
(Nur Ichsan Yuniarto)