Selain itu, BMKG memantau pergerakan fenomena Madden Julian Oscillation (MJO) yang saat ini berada di fase lima atau Maritime Continent dan secara spasial masih diprediksi akan berpengaruh terhadap dinamika atmosfer Indonesia hingga akhir bulan ini.
Kehadiran Bibit Siklon Tropis 925 di Samudra Hindia selatan Jawa Timur dan Bibit Siklon Tropis 96W di Samudra Pasifik sebelah utara Papua Barat Daya memberikan dampak tidak langsung terhadap kondisi cuaca, yakni berupa peningkatan intensitas hujan hingga lebat dan gelombang tinggi di sejumlah wilayah Indonesia hingga beberapa hari mendatang.
Memasuki periode mudik Lebaran, BMKG mengimbau masyarakat untuk selalu waspada dan melakukan antisipasi risiko terhadap potensi cuaca ekstrem berupa hujan lebat dan angin kencang yang dapat mengganggu kenyamanan dan keselamatan dalam perjalanan.
BMKG terus memonitor keberadaan Bibit Siklon Tropis 925 maupun Bibit Siklon Tropis 96W yang berpotensi memberikan dampak tidak langsung di wilayah Indonesia hingga sepekan ke depan. Bibit Siklon Tropis 925 terpantau di Samudra Hindia selatan Jawa Timur dengan kecepatan angin maksimum 30 knot, dan pusat tekanan rendah 999 hPa, serta pergerakan ke arah Barat Daya.
Bibit Siklon Tropis 92S ini memberikan dampak tidak langsung berupa; hujan sedang hingga lebat yang berpotensi terjadi di wilayah Jawa Timur, Bali, dan Nusa Tenggara Barat; angin kencang di wilayah pesisir selatan Jawa Barat hingga Nusa Tenggara Barat; gelombang tinggi 2,5 meter hingga 4 meter di Perairan selatan Jawa Timur hingga Pulau Sumba, dan Samudera Hindia selatan Jawa Tengah hingga NTT.
Selain itu, gangguan tropis yang sebelumnya terpantau berada di wilayah Timur Laut Kepulauan Sangihe Sulawesi Utara, saat ini sudah berkembang menjadi Bibit Siklon Tropis 96W di Samudra Pasifik sebelah utara Papua Barat Daya dengan kecepatan maksimum 15 knot dan tekanan udara minimum 1009 hPa.
“Bibit Siklon Tropis 96W memberikan dampak tidak langsung berupa hujan sedang hingga lebat di wilayah Sulawesi bagian utara, Maluku Utara, Papua Barat Daya, dan Papua Barat serta gelombang tinggi 1,25 meter hingga 2,5 meter di Perairan Kepulauan Talaud, Laut Maluku, Laut Halmahera, dan Samudra Pasifik utara Maluku hingga Papua,” katanya.