Selain fasilitas yang lebih lengkap, salah satu dokter di RS Al-Syifa menyatakan, semua bayi di rumah sakit tersebut juga sedang berjuang melawan infeksi serius, akibat pasokan medis dan keterbatasannya tindakan pengendalian infeksi di rumah sakit Al-Shifa. Sehingga saat ini setidaknya ada 11 orang berada dalam kondisi kritis.
Mirisnya, mayoritas bayi tidak didampingi oleh anggota keluarganya. Karena Kementerian Kesehatan saat ini mengatakan tidak dapat menemukan anggota keluarga mereka.
Sejauh ini, hanya enam petugas kesehatan dan 10 anggota keluarganya yang selama ini juga berlindung di rumah sakit, turut ikut dalam proses evakuasi.
Atas kejadian tersebut, WHO mengaku turut prihatin terhadap sejumlah keselamatan dan kesehatan pasien serta petugas kesehatan yang masih berada di rumah sakit Al-Shifa, dan di beberapa rumah sakit di wilayah utara lainnya juga akan segera dilakukan penutupan.
Sebelumnya, rumah sakit Al-Shifa merupakan rumah sakit rujukan terbesar dan tercanggih di Gaza. Dengan adanya invansi Israel, rumah sakit tersebut bersama dengan rumah sakit lainnya, harus dipulihkan sepenuhnya untuk memberikan layanan kesehatan yang sangat dibutuhkan di Gaza.
(FRI)