IDXChannel - Serapan ekonomi syariah di Indonesia dinilai masih minim dibandingkan dengan sejumlah negara lainnya, seperti misalnya Malaysia dan India. Padahal, potensi ekonomi syariah di Indonesia sangat besar yang didukung dengan jumlah umat muslim yang mencapai 80% dari populasi.
Chief Financial Officer Prudential Syariah, Paul Setio Kartono mengatakan, berdasarkan data global dari Prudential, khususnya di Asia Pasifik, Malaysia masih menjadi pemimpin pasar dalam asuransi syariah.
Padahal, jumlah jumlah umat muslim di Malaysia hanya mencapai 70% dari total populasinya sebesar 60 juta jiwa. India juga menjadi negara yang bisa menjadi pesaing dengan jumlah penduduk muslim mencapai 15% dari total populasinya sebesar 1,5 miliar jiwa.
"Sedangkan di Indonesia ada 80% dari 275 juta penduduk. Jadi, seharusnya potensi kita sangat besar," ujar Chief Financial Officer Prudential Syariah, Paul Setio Kartono dalam keterangan tertulis, Minggu (18/6/2023).
Menurutnya, upaya meningkatkan penetrasi pasar asuransi syariah dapat diakselerasi melalui kolaborasi, inovasi, dan digitalisasi.
Pasalnya, di industri asuransi, khususnya syariah, prinsip law of the large number (hukum bilangan besar) memegang peranan penting. Artinya, semakin besar jumlah tertanggung, maka semakin signifikan dan merata penyebaran risiko sehingga risiko yang ditanggung individu semakin kecil.
Tidak terbatas pada pengembangan asuransi syariah, Paul menilai kolaborasi, inovasi, dan digitalisasi juga dapat dilakukan seluruh pemangku kepentingan di industri syariah agar mampu mengembangkan ekosistem demi kemajuan ekonomi dan keuangan syariah di Tanah Air.
Paul mengatakan, pengembangan ekosistem syariah melalui kolaborasi, inovasi, dan digitalisasi ini semakin terbuka dengan kehadiran berbagai pelaku jasa keuangan syariah berbasis teknologi dan berbagai pemangku kepentingan lainnya seperti akademisi, para pakar, dan komunitas.
"Ada fintech payment dan berbagai macam lagi. Kita bisa berkolaborasi dan tinggal mencari peluang kerja samanya. Jadi, kita bisa membentuk dan mengembangkan ekosistem bersama-sama," imbuhnya.
Senada, Head of Digital Ecosystem Prudential Syariah, Harpedi Suseto mengatakan kolaborasi dan inovasi yang didukung digitalisasi menjadi langkah penting untuk berkontribusi dalam meningkatkan ekonomi maupun solusi proteksi bagi masyarakat muslim di Indonesia. Sehingga peningkatan penetrasi ekonomi syariah tidak dapat dilakukan secara parsial.
"Salah satu kendala ekonomi syariah di Indonesia adalah rendahnya literasi. Di asuransi, literasinya rendah, inklusinya lebih rendah lagi. Padahal, potensi muslim di Indonesia luar biasa," jelasnya. (NIA)