Produk Reksa Dana Syariah Syailendra OVO Bareksa Tunai Likuid akan berfokus pada pengelolaan aset-aset syariah yang sesuai tata kelola produk investasi syariah. Meskipun dapat dimiliki dengan biaya minim, produk ini menawarkan bagi hasil investasi yang lebih tinggi dari produk deposito dengan target bagi hasil mulai dari 3 persen hingga 6 persen. Sehingga pengguna OVO kini bisa mendapatkan imbal balik cukup baik atas dana yang disimpan di OVO.
Sementara Direktur Syailendra Capital, Harnugama, menjelaskan bahwa Syailendra Capital yang memiliki total AUM lebih dari Rp 25 triliun (termasuk RDPT & KPD) pada akhir Desember 2020, melihat antusiasme investor ritel dan menawarkan produk reksa dana pasar uang syariah karena pilihan tersebut adalah yang paling mudah serta minim risiko untuk nasabah bertransaksi online.
Di sisi lain, Chief Research and Business Development Officer Bareksa, Ni Putu Kurniasari, menjelaskan perkembangan industri reksadana syariah sepanjang dua tahun terakhir cukup pesat.
"Minat masyarakat terhadap reksadana berbasis syariah cukup besar dan semakin berkembang. Ke depan, potensinya lebih besar lagi mengingat Indonesia merupakan negara dengan populasi muslim terbesar," jelas Putu.
Dan menurut data OJK, nilai dana kelolaan reksadana syariah mencapai Rp77,5 triliun per April 2021, tumbuh lebih dari dua kali lipat dibandingkan akhir 2018 senilai Rp 34,5 triliun. Pada saat yang sama, pangsa pasar reksadana syariah juga membesar menjadi 13,65 persen pada akhir April 2021. Angka ini melesat dibandingkan dengan 6,82 persen saja per akhir 2018.
(IND)